Hingga kini, lebih dari 3.000 mitra pengemudi telah bergabung di tiga kota besar, termasuk Yogyakarta.
Baca Juga: BNN Gagalkan Penyelundupan 2 Ton Sabu di Kamboja, Bukti Kepemimpinan Komjen Suyudi Ario Seto
Muhamad Sofyan, ST, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, menilai Bajaj Maxride sebagai solusi konkret bagi efisiensi UMKM.
“Dengan kapasitas angkut besar dan biaya operasional rendah, Bajaj sangat membantu UMKM dalam distribusi produk dan mendukung sektor pariwisata,” ujarnya.
Senada, Sri Herawati, SH, M.Si, Ketua LPMK Panembahan, menilai Bajaj RE sebagai moda transportasi perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan.
Baca Juga: Truk Colt Diesel Terguling di Jalur Rawan Wonogiri, Tak Ada Korban Jiwa Kerugian Capai Rp5 Juta
“Dengan kapasitas angkut yang cukup dan emisi rendah, Bajaj bisa menjadi solusi kemacetan di Yogyakarta,” katanya.
Sementara itu, Dr. Y. Sri Susilo, akademisi dari FBE UAJY, menyoroti peran Bajaj Maxride dalam membuka peluang kerja.
“Bajaj Maxride bukan sekadar transportasi, tapi juga solusi ekonomi yang mampu memberikan penghasilan stabil bagi masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Lampu Menyala di Pengungsian Bener Meriah, Harapan Baru Setelah 21 Hari Kegelapan
Melalui kolaborasi dengan media, mitra, dan pelaku UMKM, Bajaj Maxride berharap dapat memperluas dampak positifnya di Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota kreatif.
Dengan komitmen pada keberlanjutan dan inklusivitas, Bajaj RE Indonesia terus menghadirkan mobilitas ramah lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.**