SENANGSENANG.ID - Samsung Electronics Indonesia meluncurkan smartphone Galaxy A14 Enterprise Edition dan Galaxy A34 5G Enterprise Edition yang ditujukan untuk pelaku UMKM, korporasi, dan enterprise di Indonesia.
Melalui perangkat Enterprise Edition ini, pengguna akan mendapatkan benefit berupa Security Maintenance Release selama 4 tahun untuk perpanjangan upgrade OS dan perlindungan dari ancaman keamanan siber, product lifecycle selama 2 tahun untuk kelangsungan bisnis, extended warranty satu tahun.
Tak hanya itu, pengguna juga akan mendapatkan setahun layanan keamanan Knox Suite untuk mengamankan, menjalankan, dan mengelola seluruh perangkat mobile perusahaan.
Baca Juga: Update! Satu Orang Luka Akibat Kecelakaan KA Brantas Tabrak Truk Tronton di Semarang
Samsung Galaxy A14 Enterprise Edition dan Galaxy A34 5G Enterprise Edition cocok digunakan oleh staf perusahaan di bidang penjualan, operasional, IT, pengawas gudang, maupun surveyor, untuk keperluan otomatisasi tenaga penjualan, operasional harian, maupun pemantauan.
Dengan fitur-fitur yang awesome dan dukungan software perlindungan dan pengelolaan perangkat yang powerful, smartphone enterprise edition ini cocok digunakan di industri manufaktur, perkebunan, logistik dan transportasi, kesehatan, pemerintahan, maupun jasa keuangan.
“Samsung Galaxy A14 Enterprise Edition dan Galaxy A34 5G Enterprise Edition menghadirkan semua yang Anda butuhkan untuk bisnis. Mulai dari keamanan yang kuat untuk menggerakkan bisnis Anda."
Baca Juga: 6 Perjalanan KA Terganggu Pasca Kecelakaan Tabrak Truk hingga Terbakar di Semarang, KAI Minta Maaf
"Set up yang simpel, pengelolaan perangkat yang komprehensif, dan analisis yang mendalam untuk memberikan visibilitas yang lengkap pada semua perangkat Anda, sebuah solusi lengkap yang Anda butuhkan untuk menjaga kelangsungan bisnis Anda,” kata Lukman Basuki, MX B2B Business Senior Manager, Samsung Electronics Indonesia.
Dukungan Keamanan yang Panjang
Administrasi pemerintahan, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), kesehatan, keuangan, ESDM, dan transportasi menjadi target utama penjahat siber di sepanjang 2022, berdasarkan temuan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sepanjang 2022, BSSN mendeteksi 399 dugaan insiden siber berupa kebocoran data, kerentanan, malicious activity, malware, phishing, ransomware, dan web defacement. Insiden kebocoran data sendiri terjadi sebanyak 311 kasus dari 248 stakeholder.
Dengan kerentanan seperti itu, perusahaan jelas membutuhkan perangkat kerja yang terlindungi dari ancaman keamanan siber.