ragam

Materi Khotbah Jumat 20 Desember 2024: Perilaku Kebodohan Balaslah dengan Kebaikan dan Sikap Cerdas

Kamis, 19 Desember 2024 | 11:05 WIB
Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA. (Foto: Dokumen Pribadi)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا۟ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُ ۗ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ

Wa idżaa qiila lahum aaminuu kamaa aamanan-naasu qooluu anu`minu kamaa aamanas-sufahaa`, alaa innahum humus-sufahaa-u wa laakil laa ya'lamuun.

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman."

Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

Baca Juga: Momen para Mahasiswa Al Azhar Kairo Antusias Persiapkan Sambut Prabowo: Kesempatan Luar Biasa

Siapa orang yang bodoh?

Berdasarkan pengetahuan dan sikapnya Imam Ghozali membagi manusia menjadi 4 macam.

Pertama: Orang yang tahu (berilmu), dan dia tahu kalau dirinya tahu.

Orang ini disebut 'Alim. Ini adalah manusia yang paling baik, memiliki kemapanan ilmu, tahu kalau dirinya berilmu, maka ia menggunakan ilmunya, dan berusaha semaksimal mungkin agar ilmunya benar-benar bermanfaat bagi dirinya dan orang sekitarnya.

Kedua: Seseorang yang tahu (berilmu), tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu.

Orang ini memiliki ilmu, tapi ia tidak tahu bagaimana memanfaatkan ilmunya.

Keberadaannya seakan tidak berguna, ilmu yang dimiliki tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitarnya.

Baca Juga: Mengintip Rumor Ole Romeny ke Oxford United hingga Marselino yang Mulai Percaya Diri Bermain di Liga Kasta 2 Inggris!

Ketiga: Orang yang tidak tahu (tidak atau belum berilmu), tapi dia tahu alias sadar diri bahwa dia tidak tahu.

Orang ini tahu dirinya tidak berilmu, maka mau belajar.

Halaman:

Tags

Terkini