ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Tṡumma kulii min kullitṡ-tṡamarooti faslukii subula robbiki dżululaa, yakhruju mim buṭhuunihaa syaroobum mukhtalifun alwaanuhuu fiihi syifaa`ul lin-naas, inna fii dżaalika la`aayatal liqoumiy yatafakkaruun.
"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)."
"Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia."
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."
Rasullullah SAW memberikan nasehat orang beriman harus mempelajari sifat lebah dan mencontoh kebaikannya.
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ’anhu, beliau bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
Walladzii nafsu Muhammadin biyadihii, inna matsalal mu'minin lakamatsalin nahlati, akalat thoyyiban wa wadho'at thoyyiban wa waqo'at falam taksir wa lam tafsid.
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, "Sesungguhnya perumpamaan seorang yang beriman adalah laksana lebah madu."
Jika dia makan, hanya memakan makanan yang baik, jika mengeluarkan sesuatu adalah sesuatu yang baik pula dan bila hinggap di atas ranting pohon tidak mematahkannya dan merusaknya," HR Ahmad No: 18121, Hakim, No: 8566, Baihaqi, No: 5765.
Dari ayat-ayat dan hadis tersebut dapat disimpulkan pelajaran yang dapat diambil dari perilaku lebah adalah: