Namun perilaku meniru/mencontoh sering menyebabkan kekecewaan, jika ternyata orang yang dicontoh tidak sebaik yang disangka/diharapkan.
Allah memberikan figur manusia yang patut dicontoh dan dijamin kebaikannya yaitu Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Sallam.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aala berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 21.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Laqod kaāna lakum fiī rosuụlillāhi uswatun ḥasanatul liman kaāna yarjullaha wal-yaumal-aākhiro wa dżakarollaha katṡiīroo.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Baca Juga: Ungkapan Sri Mulyani Melihat Lukisan Bunga di Rumahnya Raib Dijarah: Cermin Rapuhnya Rasa Aman
Dalam penjelasan beberapa tafsir, Rasulullah patut dicontoh dalam hal perkataan, perbuatan dan keadaan sehari-hari beliau (Tafsir Al Muyassar, Tafsir Al Madinah Al Munawwaroh, Tafsir Al Mukhtashor).
Syaikh Abdurrahman as Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas, beliau berkata:
"Teladan yang baik (pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) ini, yang akan mendapatkan taufik (dari Allah Ta’ala) untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan) di hari akhir.
Karena (kesempurnaan) iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasi seseorang untuk meneladani (sunnah) Rasulullah SAW (Kitab "Taisiirul Kariimir Rahmaan" (hal. 481).
Allah SWT menjamin kebaikan akhlak Rasulullah.
Surat Al Qalam ayat 4.