Beberapa inovasi yang berhasil diciptakan oleh BSB salah satunya adalah Rumah Sabun.
Di Rumah Sabun ini Riyanto dan rekan-rekannya mengelola limbah minyak jelantah (bekas minyak goreng) menjadi sabun cuci piring.
Sabun ini sudah berhasil dipasarkan sampai Ponorogo dan Surabaya.
Inovasi yang kedua adalah Garputala yaitu pengelolaan sampah plastik godongan.
Sampah plastik godongan yang dimaksud adalah sampah bekas kemasan jajanan/kudapan/makanan ringan seperti chiki, wafer, bungkus permen, dan sebagainya.
“Inovasi yang ketiga adalah rumah darling itu sendiri. Rumah darling menjadi lokasi pusat kegiatan BSB. Di sini kami melakukan pengelolaan maggot, pupuk biopori, dan pupuk gazebo."
"Rumah darling juga menjadi lokasi les anak-anak, dan lokasi pelayanan BSB apabila ada tamu yang datang berkunjung, untuk mencari informasi terkait pengelolaan sampah terpadu kami,” tambahnya.
BSB juga bekerja sama dengan 24 sekolah (TK, SD, SMP, dan SMA/SMK) di Kecamatan Bulukerto, dalam upayan pengelolaan Bank Sampah Umum.
Baca Juga: Jepara Raih Adipura Kencana, Ini Indikatornya hingga Penghargaan Berhasil Dalam Genggaman
Seluruh sampah yang dihasilkan oleh sekolahan tersebut diambil dan diangkut oleh tim BSB, kemudian diolah sesuai jenisnya.
Baru baru ini, BSB juga meluncurkan program Gombalia lestari, yakni kegiatan untuk mengelola kain perca menjadi berbagi produk yang memiliki nilai ekonomi, seperti topi, baju, celana, dan aneka produk lainnya.
Mereka bekerja sama dengan manajemen wisata Goa Resi, dan telah dipasarkan di Klaten, Ponorogo, dan Jakarta.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Sambangi RS Mardi Rahayu, Pastikan Mutu Layanan Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan