SENANGSENANG.ID — Ratusan pasang mata memenuhi Grha Budaya Embung Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu 12 November 2025.
Suasana riuh penuh warna itu bukan konser musik besar atau pertunjukan profesional, melainkan ajang dua tahunan yang selalu ditunggu: Bodon Art Performance Festival (BAPF) 2025.
Festival ini menjadi ruang ekspresi bagi seluruh siswa SD Muhammadiyah Bodon Kotagede.
Baca Juga: BGN Ajukan Tambahan Anggaran Rp28,63 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis
Tak ada batasan prestasi atau seleksi ketat, semua anak berhak naik panggung.
Dari kelas 1 hingga kelas 6, setiap kelas paralel A–C menampilkan karya seni berbeda, mulai dari tari klasik, tari kontemporer, dance group, drama mini, paduan suara, marching band, hingga pembacaan puisi.
“Kami ingin semua anak merasakan pengalaman tampil di depan publik. Ini bukan sekadar hiburan, tapi cara membangun rasa percaya diri dan keberanian mereka,” ujar Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bodon, Eko Rusyan Anan Prasetyo.
Baca Juga: Abhiseka Prambanan 2025: Melukis Warisan Kuliner dan Spiritual Mataram Kuno
Kolaborasi Sekolah dan Orangtua
BAPF bukan hanya milik siswa, tetapi juga hasil kolaborasi erat antara sekolah dan orangtua.
Sejak persiapan, orangtua ikut mendukung anak-anak mereka, mulai dari kostum hingga latihan.
“Kegiatan ini sudah ketiga kalinya kami gelar dan selalu mendapat sambutan positif. Orangtua terlibat penuh, sehingga anak-anak tampil lebih percaya diri,” tambah Eko.
Baca Juga: Polres Wonogiri Dapat Bekal Manajemen Media, Polri Didorong Jadi Komunikator Publik yang Humanis
Panggung Belajar Jadi Pemimpin
Artikel Terkait
Meriahnya Bodon Art Perfomance Fistival 2023 yang Digelar SD Muhammadiyah Bodon Kotagede Yogyakarta
SD Muhammadiyah Bodon Kotagede Tanamkan Prestasi Jadi Tradisi pada Alumninya
SD Muhammadiyah Bodon Kotagede Gelar Outing Class ke Sejumlah Sentra Kerajinan di Bantul, Ini Tujuannya
Nara Kupu Jogja Hadirkan Edukasi Alam Kreatif untuk Anak-Anak di 'Sekolah Alam Nara'
Bagikan Seribu Router Internet, Tri dan 1.000 Guru Foundation Buka Akses Digital 400 Sekolah di Pelosok Negeri
HPMKT-YK Gelar Diskusi 'Tanah Ulayat: Belajar dari Tanah Kalimantan'