SENANGSENANG.ID - Investor lokal diajak untuk melirik peluang investasi pada pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) Indonesia.
Mengingat sektor itu memiliki peran penting dalam lanskap bisnis global terkini dan masih didominasi investor dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Inggris.
Demikian dikatakan Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo), Budi Arie Setiadi, dalam acara Sinar Mas Digital Day 2024 dan Peresmian Kerjasama Strategis Sinar Mas dan China Mobile dalam AI Joint Laboratory di Indonesia Convention Exhibiton, BSD, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten pada Jumat 27 September 2024.
Baca Juga: Cerita Yoriko Angeline Selama Syuting 'Laut Tengah' di Korea Selatan, Tak Sekadar Pengalaman Baru
“Destinasi investasi swasta terhadap sektor AI masih didominasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. (Padahal) sektor digital juga terus berkembang pesat di kawasan ASEAN dengan nilai investasi sektor TIK meningkat ” kata Menkominfo.
Menurut Budi Arie, potensi AI makin menjanjikan dengan adanya peluang nilai investasi perusahaan rintisan (startup) AI yang kompetitif hingga US$1 triliun (sekitar Rp15.109 triliun) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN pada 2030.
Sedangkan di Indonesia, sektor digital berhasil menarik kurang lebih US$22 miliar (sekitar Rp 332 triliun) investasi pada 2023.
Baca Juga: Helma Namira Curhat Lelah Hubungan Tanpa Status di Single Terbaru 'I Wanna'
“Potensi pasarnya juga diprediksi mencapai US$210 miliar (sekitar Rp3.172 triliun) sampai dengan US$360 miliar (sekitar Rp5.439 triliun) di tahun 2030 dengan didominasi industri e-commerce, online travel, transportasi dan makanan, serta media online," jelasnya.
Adapun angka kontribusi AI pada perekonomian Indonesia di tahun 2030 diprediksi mencapai US$366 miliar (sekitar Rp 5.522 triliun).
Sektor ini menjadi driving force pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
Budi Arie menjelaskan, potensi tersebut menunjukkan AI sebagai teknologi berkembang (emerging technologies) yang makin dipercaya di berbagai sektor.
Hal ini diperkuat oleh data 73 persen dari 700 pengembang AI global percaya bahwa AI akan diadopsi oleh organisasi mereka dalam dua tahun ke depan.