ekbis

20 Miliar Dolar AS Melayang! Asuransi Asia Hadapi Keterbatasan Pembayaran Klaim di Tengah Kerugian Ekonomi 2024, Indonesia Ikut Tertekan

Sabtu, 17 Mei 2025 | 08:25 WIB
Ilustrasi - Industri asuransi global diguncang hebat sepanjang 2024 akibat cuaca ekstrem yang makin tak terkendali. (Pixabay.com)

Industri asuransi ditantang untuk memperluas jangkauan, meningkatkan edukasi publik, dan mendorong pemerintah serta sektor swasta memperkuat ketahanan keuangan menghadapi krisis iklim.

Baca Juga: IFG Perluas Perlindungan Risiko Pertanian untuk Mendukung Swasembada Pangan dan Ketahanan Nasional

Indonesia Juga Tertekan

Seperti diketahui, kondisi global juga terjadi di Indonesia. Tekanan yang cukup berat itu dialami oleh industri asuransi umum pada 2024. Akibatnya, laba setelah pajak Perusahaan asuransi umum anjlok drastis.

Menurut Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba setelah pajak industri asuransi umum pada 2023 masih mencapai Rp7,80 triliun, namun pada 2024 turun drastis menjadi rugi Rp10,14 triliun, atau merosot hingga 197,8 persen.

Baca Juga: Buntut Kasus KLB Keracunan MBG di Kota Bogor, Kepala BGN Lakukan Evaluasi Pengiriman dan Penyajian Makanan

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menyoroti bahwa penurunan laba ini sangat dipengaruhi oleh hasil underwriting yang melemah serta peningkatan cadangan premi dan cadangan klaim.

“Tentunya laba ini terpengaruh dari perhitungan hasil underwriting. Seperti kita ketahui, komponen laba dari perusahaan asuransi berasal dari hasil underwriting dan hasil investasi,” ujar Budi dalam Konferensi Pers Kinerja AAUI di Jakarta, Rabu 5 Maret 2025.

Tercatat hasil underwriting industri asuransi umum mengalami penurunan tajam.

Baca Juga: Update Kontroversi Nikita Mirzani vs Reza Gladys, Kejati Ungkap Masih Periksa soal Tuduhan Pemerasan

Pada 2023, hasil underwriting masih mencatatkan Rp19,46 triliun, tetapi di 2024 terjun bebas menjadi deficit Rp1,52 triliun, atau merosot 102,7 persen.

Selain itu, kenaikan cadangan premi dan cadangan klaim juga memperburuk tekanan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi umum. Menurut dia, apa yang terjadi dalam kenaikan cadangan premi maupun kenaikan cadangan klaim akan berkontribusi terhadap laba.

Data OJK menunjukkan, cadangan premi yang pada 2023 sebesar Rp3,44 triliun, justru meningkat drastis di 2024 menjadi Rp22,27 triliun, atau melonjak 546,5 persen.

Baca Juga: Luna Maya Pernah Pasrah Tak Bisa Nikah, Melaney Ricardo Ingatkan Rumah Tangga Tak Selalu Indah

Sementara itu, cadangan klaim juga meningkat dari Rp1,25 triliun pada 2023 menjadi Rp5,08 triliun pada 2024, atau naik 306,3 persen.**

Halaman:

Tags

Terkini

Kredit UMKM Melambat Tajam, BI Prediksi Pulih 2026

Kamis, 20 November 2025 | 10:13 WIB