Ketiga, fenomena great resignation dan quiet quitting menjadi sinyal perlunya pendekatan komunikasi yang lebih manusiawi serta partisipatif karena employee experience yang kurang baik berdampak signifikan terhadap reputasi perusahaan.
Keempat, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan dan berbagai bentuk otomatisasi yang justru semakin menegaskan pentingnya peran manusia dalam strategi diferensiasi untuk membangun reputasi dan brand perusahaan.
“Dengan sense of belonging serta engagement yang tinggi dari insan BUMN, peran penting karyawan sebagai employer branding di era media digital menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukan citra perusahaan yang disampaikan oleh karyawan melalui kanal digital kepada publik,” jelasnya.
Sebagai contoh dan bentuk konkret dari komitmen tersebut, IFG secara konsisten melibatkan karyawan dalam berbagai produksi konten digital yang informatif dan menarik, seperti IFG Talk Podcast, IFG Buzz, serta berbagai infografis di kanal media sosial Instagram dan Youtube resmi.
Baca Juga: Xingguang 730 Ketahuan Tes Jalan di Cipali, Wuling Kena Kritik Netizen soal Desain
Inisiatif ini sekaligus menjadi ruang aktualisasi diri karyawan dalam menyuarakan semangat positif perusahaan kepada publik.
Selain Suhendra dan Putri Violla, workshop ini juga menghadirkan sejumlah narasumber kompeten lainnya, seperti Teuku Gandawan (Konsultan Strategi AI dan Automasi Korporat), Ridwan Nur Arifin (Chief of Campaign BUMN Hijau), serta Tommy Teja dan Reynald Francois (CEO ZANDO.ID dan Co-Founder AICO Community).
Materi yang dibahas dalam workshop ini mencakup strategi komunikasi digital, optimalisasi media sosial korporat, penguatan engagement, manajemen SDM, hingga integrasi AI dalam praktik komunikasi organisasi.
Workshop ini juga digelar sebagai bagian dari kontribusi BUMN dalam mewujudkan Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam membangun SDM unggul yang adaptif terhadap perubahan teknologi, serta menciptakan ekosistem komunikasi yang inklusif dan terpercaya di lingkungan BUMN.**