7 Kesalahan Finansial Warga Kelas Menengah Menurut Pakar Keuangan, Dua Hal Ini Paling Banyak Dilakukan

photo author
- Kamis, 7 Agustus 2025 | 15:54 WIB
Ilustrasi - Pakar keuangan dan pendiri Balanced News Summary, Christopher William, menyebut masalah terbesar yang dialami kelas menengah adalah pengeluaran yang melebihi penghasilan. (Unsplash.com/ Towfiqu)
Ilustrasi - Pakar keuangan dan pendiri Balanced News Summary, Christopher William, menyebut masalah terbesar yang dialami kelas menengah adalah pengeluaran yang melebihi penghasilan. (Unsplash.com/ Towfiqu)

"Banyak yang ambil utang tanpa pikir panjang soal risikonya," jelasnya.

Carter Seuthe dari Credit Summit menambahkan, utang kartu kredit dengan bunga tinggi bisa sangat membebani keuangan.

Baca Juga: Tak Kuat Hadapi Kampanye Negatif dan Serangan Buzzer, Produk Deodoran Asal Denmark Ini Hengkang dari Indonesia

"Begitu bunga berjalan, sulit untuk keluar dari lingkaran itu," kata Carter.

2. Langganan dan Membership Tak Terpakai

Tanpa sadar, pengeluaran kecil seperti biaya langganan streaming, keanggotaan gym, atau aplikasi premium bisa menumpuk.

"Kelihatannya murah, tapi kalau dijumlahkan, jadi beban bulanan yang besar," ujar Merry.

Baca Juga: Ini Daftar Harga Motor Adventure Touring Paling Populer di Indonesia Periode Agustus 2025

Pernyataan itu terkhusus soal fenomena sebagian orang yang tidak menggunakan layanan tersebut secara maksimal, tapi tetap membayarnya setiap bulan.

3. Investasi pada Barang Bernilai Turun

Membeli mobil baru atau barang mewah sebagai simbol status bisa merugikan. Steven Neeley dari Fortress Capital Advisors menyarankan untuk menghindari pembelian barang yang nilainya cepat turun.

Baca Juga: Festival Golo Koe 2025, Daya Tarik Wisata Inklusif di Mainland Labuan Bajo yang Jadi Karisma Event Nusantara

"Daripada mobil mahal yang nilainya turun drastis, lebih baik beli mobil bekas yang masih layak pakai," ungkap Steven dalam artikel yang sama.

4. Tetap Biayai Anak yang Sudah Dewasa

Tak sedikit orang tua yang masih membiayai kebutuhan anak-anaknya, meski anak-anak itu sudah dewasa. Merry menyebut ini sebagai kebiasaan yang mengancam tabungan pensiun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X