SENANGSENANG.ID - Potensi megathrust di Kota Jogja kecil kemungkinannya dilanda tsunami, namun demikian tetap terdampak dari adanya goncangan gempa.
Demikian diungkap Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat dalam Sosialisasi Mitigasi Gempabumi dan Megathrust yang digelar pada Kamis 10 Oktober 2024 di Ruang Bima Balai Kota.
Untuk itu perlunya membangun kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana, mengingat potensi bencana itu akan selalu ada dalam dimensi yang luas.
“Membangun kesiapsiagaan bencana pada masyarakat merupakan hal yang sangat penting, karena belajar dari pengalaman sebelumnya, adanya korban jiwa maupun kerugian lain ketika terjadi bencana justru banyak yang disebabkan karena kurang pemahaman terkait kesiapsiagaan bencana bukan disebabkan dampak langsung dari bencana,” katanya.
Sehingga sebagai upaya pencegahan fokusnya adalah mempersiapkan sumber daya manusia dengan kemampuan mitigasi, simulasi dan kesiapsiagaan bencana, dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, tempat kerja dan lainnnya.
Dengan kondisi lingkungan di Kota Jogja yang pemukimannya padat dan banyak jalan-jalan sempit, maka mitigasi mengenai titik kumpul, jalur evakuasi, siapa akan berperan sebagai apa harus dipersiapkan seperti halnya yang sudah disimulasikan di 168 Kampung Tanggap Bencana.
Baca Juga: Wujud Kesetaraan, Penyandang Disabilitas Ikut Jadi Panitia Peparnas XVII Solo 2024
"Dengan harapan melalui kesiapsiagaan dan budaya perilaku mitigasi bencana akan meminimalisir jatuhnya korban jiwa dan dampak kerugian ketika terjadi bencana," ujarnya.
Sementara itu narasumber dari Pusat Gempabumi Regional VII Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Said Kristyawan menjelaskan berdasarkan hasil penelitian, kekuatan maksimum goncangan gempa megathrust sesar Opak di permukaan kalau di wilayah Kota Yogyakarta berada di Kemantren Kotagede kemudian akan melurus ke arah utara.
"Kota Yogyakarta wilayahnya jauh dari garis pantai sehingga tidak berpotensi terjadi tsunami, tapi terkait potensi megathrust tetap akan terdampak dari goncangan gempa yang signifikan. Sehingga mitigasi terkait potensi bahaya harus dilakukan, oleh semua komponen masyarakat, pemerintah dan swasta," jelasnya.
Baca Juga: Guru MGMP Seni Budaya Kota Surakarta Ikuti Workshop Still Life Photography di Swatantra Fest
Pihaknya menegaskan hal yang harus diwaspadai adalah terkait kekuatan struktur bangunan, ketersediaan titik kumpul yang memadai, jalur evakuasi serta kemampuan mitigasi dan respon cepat ketika terjadi gempabumi.
"Kami harap dengan munculnya isu megathrust ini bisa memotivasi kita semua, supaya bisa lebih paham akan potensinya dan tahu bagaimana mitigasi bencananya. Sehingga dampak yang terjadi bisa diminimalisir," tegasnya.**
Artikel Terkait
Bantul Diguncang 'Gempa' 6,6 SR, Terjebak Reruntuhan Bangunan Warga Histeris Teriak Minta Tolong
Badan Geologi Selidiki Kerusakan Gempa Sumedang, Kepala BNPB Pastikan Penanganan Darurat Gempa Sesuai Prosedur
Kebumen Diguncang Gempa Magnitudo 3,7 Pagi Tadi, Gempa Juga Guncang Yalimo Papua
Liburan Sekolah 3.000 Orang Kunjungi Taman Pintar Jogja, Zona Gempa Bumi Jadi Favorit Pengunjung
Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Gunungkidul, Tidak Berpotensi Tsunami
Ini Faktor Penyebab Gorontalo Jadi Wilayah Rawan Gempa Bumi, Salah Satunya 'Dikepung' Sesar Aktif