Semua kegiatan ini menjadi wadah edukasi bagi masyarakat untuk lebih mendalami sejarah dan budaya Jawa yang kaya akan nilai.
Kepala Desa Margorejo, Sumirkan yang turut hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.
Baca Juga: Padatnya Acara Membuat Beberapa Kepala Daerah Tumbang saat Retret dan Harus Dibawa ke Rumah Sakit
Ia berharap acara semacam ini dapat terus dilaksanakan di masa mendatang.
“Kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat."
"Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari ratusan warga yang ikut serta, dan ini adalah bukti bahwa budaya Jawa sangat dihargai dan diterima dengan baik di masyarakat,” katanya.
Baca Juga: Sempat Diintimidasi Oleh Anggotanya, Kapolri Tawarkan Grup Band Sukatani Jadi Duta dan Juri Polri
Kirab Budaya Mapag Wulan Siyam bukan hanya sekadar acara budaya, tetapi juga menjadi bukti nyata dari komitmen Pakasa untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melestarikan warisan leluhur.
Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan tradisi ini dapat terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kudus.
"Kegiatan ini juga dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menjaga dan merawat kekayaan budaya Indonesia," tegasnya. **
Artikel Terkait
Ritual 'Mapag Wulan Siyam', Pakasa Cabang Kudus Gelar Kirab Sambut Bulan Suci Ramadan
Keluarkan Edaran, Menag Imbau Umat Jaga Ukhuwah dan Toleransi Sikapi Beda Awal Puasa
Bubur Samin Khas Banjar di Masjid Darussalam Solo, Primadona Buka Puasa yang Masih Jadi Tradisi
Ini 5 Manfaat Puasa Daud bagi Kesehatan yang Tak Banyak Diketahui, Salah Satunya Bikin Panjang Umur
Pembelajaran Ramadan Tuai Pro-Kontra, Ternyata Libur saat Puasa Sudah Ada Sejak Zaman Penjajahan