Menurut Kangjeng Kusumo, nilai nilai filosofi dalam Keistimewaan selama ini masih berhenti dalam kajian filofisnya saja, sedangkan implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat yang istimewa itu masih membutuhkan realisasi yang nyata.
"Kita itu punya banyak filosofi tetapi belum sepenuhnya membumi dan terlihat implementasi konkritnya. Misalkan soal sampah saja, konsep Memayu Hayuning Bawana sebetulnya sudah dapat menjadi acuan penangan sampah. Tapi sepertinya belum dilakukan," urainya.
Dialog yang dipandu K.M.T.Reksoprabowo mantan Kepala Dinas KLH Kota Yogyakarta berlangsung hangat, terbukti antusias peserta banyak yang mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber.
Dalam kegiatan itu peserta selain mendapat sertifikat dari Kadipaten Pakualaman yang diserahkan secara simbolis oleh B.P.H Kusumo Bimantoro, juga mendapat buku Memayu Hayuning Bawana karya Kanjeng Kusumo.**
Liputan: Teguh Priyono
Artikel Terkait
Gunungketur Wakili DIY pada Lomba Desa dan Kelurahan 2023, Lolos 5 Besar Regional II Jawa-Bali
Soroti Peran Perempuan, IW UMK Gelar Talk Show Self Empowerment Tingkatkan Kualitas SDM Keluarga
Tak Cuma Andalkan Bakpia, Begini Warga Ngampilan Bangun Potensi Ekonomi dan Kemandirian Mengelola Sampah
Kandang Maggot Jogja di Kricak Tegalrejo Siap Olah Satu Ton Sampah Organik per Hari
Klaten Fashion Festival 2023 Tandai Kebangkitan Kerajinan Batik dan Lurik, 50 Desainer Unjuk Karya Terbaik