Melalui semangat 2D 2K (Doa, Derma, Kurban, Kesaksian), para peserta juga menggalang dana untuk korban bencana Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur.
Dana yang terkumpul disalurkan melalui Karina KAS sebagai wujud solidaritas anak-anak dan remaja Kevikepan Yogyakarta Timur.
Romo Danarto menekankan pentingnya penggunaan media sosial sebagai sarana misi.
Anak-anak dan remaja diajak untuk mewartakan sabda Tuhan dengan bijak melalui media sosial, menggunakan bahasa yang baik dan positif.
Membangun Persaudaraan dan Inovasi
Romo Andrianus Maradiyo, Pr, Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur, menilai perayaan ini sebagai ajang yang menarik dan semarak.
Ia berharap kegiatan ini semakin mempererat persaudaraan di antara para peserta serta memperkaya materi pendampingan bagi anak-anak di paroki masing-masing.
Baca Juga: Penuh Kenangan Masa Kecil, Rumah Bella dan Gigi Hadid di Los Angeles Ikut Ludes Terbakar
Ia juga mendorong para pendamping PIA dan PIR untuk semakin semangat, kreatif, dan inovatif dalam mendampingi generasi muda dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Sementara itu, Pastor Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, Romo Norbertus Sukarno Siwi, Pr, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara meskipun cuaca kurang mendukung.
Ia berharap perayaan serupa dapat terus dilanjutkan dengan pendekatan dan metode yang lebih segar untuk mendukung pertumbuhan iman anak-anak.
Baca Juga: Awas! Selain Anak-Anak, Perokok Berat Jadi Golongan yang Rentan Terpapar Virus HMPV
Misi di Era Digital
Dalam dunia yang semakin digital, gereja diharapkan mampu menjangkau anak dan remaja dengan bahasa serta pendekatan yang sesuai dengan perkembangan zaman.