sport

Media Inggris Sebut Garuda 'Rival Besar' Australia di Kualifikasi Pala Dunia 2026 Zona Asia

Rabu, 19 Maret 2025 | 10:34 WIB
Potret Laga Timnas Indonesia vs Australia di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, pada September 2024 lalu. (Dok. PSSI)

SENANGSENANG.ID - Timnas Indonesia akan meladeni permainan Australia dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Kamis 20 Maret 2025 pukul 16.10 WIB.

Kedua tim bersaing ketat di papan klasemen sementara Grup C. Australia di urutan ke-2 dengan 7 poin, tepat di atas Indonesia yang berada di peringkat ke-3 dengan raihan 6 poin.

Media Inggris, The Guardian menyoroti Garuda (julukan Indonesia) akan menyulitkan Socceroos (julukan Australia) berkat kehadiran pemain-pemain naturalisasi.

Baca Juga: Jelang Laga Indonesia vs Australia, Pelatih Garuda Patrick Kluivert Spill Taktik: Penguasaan Bola

Jelang duel panas itu, Indonesia dinilai sebagai rival atau pesaing besar Australia setelah penampilan impresif di Ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

"Indonesia menjadi rival terbesar Australia di Asia," begitu pernyataan The Guardian dalam artikel yang tayang pada Rabu 19 Maret 2025.

Hal itu menjadi salah satu alasan Garuda dapat mengimbangi Socceroos yang juga dipenuhi para pemain yang berkarier di Benua Biru.

Baca Juga: Mobil Kamu Terdampak Banjir? Hyundai Motors Indonesia Hadirkan Program Bantuan untuk Pemilik Mobil Hyundai dan Merek Lain

"Program naturalisasi besar-besaran tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti," tutur The Guardian.

"Dengan para pemain yang hingga kini masih menuju kedutaan besar Indonesia di Eropa, hampir setiap bulan," tambahnya.

Lebih lanjut, The Guardian menyebut para pemain yang bersaing dalam laga Australia vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Juga: Usai Debut di IIMS 2025, Geely Auto Indonesia Mulai Kirimkan Unit Geely EX5 ke Konsumen

"Para pemain Australia seperti Tim Cahill, Mark Viduka, dan Harry Kewell terkenal sejak tahun 2006 ketika Australia merajai sepak bola di Asia," sebut The Guardian.

"Kurang dari dua dekade kemudian, Indonesia datang ke Sydney dengan lebih banyak pemain yang berbasis di Eropa daripada tuan rumah," sambungnya.

Halaman:

Tags

Terkini