Menurutnya, upaya negara sering kali bersifat prosedural dan belum menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.
Baca Juga: BGN Ambil Langkah Tegas! Tim Investigasi Gercep, Dapur Penyebab Keracunan Massal Ditutup
Negara juga belum sepenuhnya menggunakan kewenangannya untuk memberi jaminan nyata terhadap hak-hak difabel.
Akibatnya, banyak penyandang disabilitas terpaksa bertahan di sektor UMKM mikro, yang dalam praktiknya belum mampu memberikan perlindungan memadai bagi pemenuhan hak-hak dasar mereka.
Pada sesi kedua, RR. Nurul Saadah Andriani menguraikan pentingnya melakukan advokasi perdamaian dengan cara yang inklusif.
Ia menolak pandangan yang hanya menempatkan perempuan dan penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan yang perlu dikasihani.
Menurutnya, kedua kelompok ini adalah mitra strategis yang dapat memainkan peran penting dalam upaya menjaga perdamaian.
Nurul kemudian menawarkan tiga langkah konkret dalam proses advokasi: memahami situasi secara utuh, melihat potensi yang ada, dan melakukan aksi nyata melalui kampanye, dialog, serta kerja sama lintas pihak.
Selain sesi pemaparan narasumber, seminar juga menghadirkan ruang diskusi kelompok.
Dalam forum ini, para peserta diajak untuk berdialog, bertukar pikiran, serta merumuskan gagasan bersama terkait tema yang diangkat.
Hasil diskusi kemudian dipresentasikan kembali, menjadi sarana refleksi kolektif sekaligus penguatan pemahaman mengenai peran strategis perempuan dan penyandang disabilitas dalam mengupayakan perdamaian dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Baca Juga: Kartunis Pakarti Sosialisasikan Museum Kartun Indonesia di Kresem Artstreet #8 Semarang
"Melalui seminar ini, peserta tidak hanya diajak memahami problematika yang dihadapi oleh perempuan dan penyandang disabilitas, tetapi juga menyadari bahwa keduanya memiliki potensi besar untuk menjadi agen perdamaian, " beber Toberias Anri.
Artikel Terkait
Guru Muda Katolik Ikuti Young Teacher Growth Camp, Ini Harapan Mereka
Pemuda Katolik DIY Gelar Muskomda 2025 di Gedung DPRD: Tegaskan Komitmen Kader dalam Misi Kebangsaan dan Gerejawi
Pelajaran Hidup bagi Wangsa Pakualaman dalam Serat Piwulang Jayeng Irawan
Silaturahmi Lintas Iman di Syantikara, Nonton Bareng hingga Sharing Toleransi
Festival Ngundha Layangan Jadi Sarana Tanamkan Nilai Kebangsaan PAUD Bintang-Bintang Sedayu
Mlampah Ziarah dari Tugu Jogja ke Sendangsono, Ratusan Peserta Berhasil Sampai Finish