Perempuan dan Penyandang Disabilitas: Agen Perdamaian yang Terlupakan

photo author
- Minggu, 28 September 2025 | 17:47 WIB
Fakultas Teologi USD gelar Seminar Perempuan dan Penyandang Disabilitas: Agen Perdamaian yang Terlupakan (Istimewa)
Fakultas Teologi USD gelar Seminar Perempuan dan Penyandang Disabilitas: Agen Perdamaian yang Terlupakan (Istimewa)

Menurutnya, upaya negara sering kali bersifat prosedural dan belum menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.

Baca Juga: BGN Ambil Langkah Tegas! Tim Investigasi Gercep, Dapur Penyebab Keracunan Massal Ditutup

Negara juga belum sepenuhnya menggunakan kewenangannya untuk memberi jaminan nyata terhadap hak-hak difabel.

Akibatnya, banyak penyandang disabilitas terpaksa bertahan di sektor UMKM mikro, yang dalam praktiknya belum mampu memberikan perlindungan memadai bagi pemenuhan hak-hak dasar mereka.

Pada sesi kedua, RR. Nurul Saadah Andriani menguraikan pentingnya melakukan advokasi perdamaian dengan cara yang inklusif.

Baca Juga: Curhatan Tak Biasa Rocky Gerung: Mengaku Usul Diam-Diam Mahfud Jadi Presiden hingga Kritik Qodari di KSP

Ia menolak pandangan yang hanya menempatkan perempuan dan penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan yang perlu dikasihani.

Menurutnya, kedua kelompok ini adalah mitra strategis yang dapat memainkan peran penting dalam upaya menjaga perdamaian.

Nurul kemudian menawarkan tiga langkah konkret dalam proses advokasi: memahami situasi secara utuh, melihat potensi yang ada, dan melakukan aksi nyata melalui kampanye, dialog, serta kerja sama lintas pihak.

Baca Juga: Geopark Maros-Pangkep Menuju Revalidasi Status Global Geopark oleh UNESCO, Wamenpar: Berdampak Besar Angkat Ekonomi Lokal

Selain sesi pemaparan narasumber, seminar juga menghadirkan ruang diskusi kelompok.

Dalam forum ini, para peserta diajak untuk berdialog, bertukar pikiran, serta merumuskan gagasan bersama terkait tema yang diangkat.

Hasil diskusi kemudian dipresentasikan kembali, menjadi sarana refleksi kolektif sekaligus penguatan pemahaman mengenai peran strategis perempuan dan penyandang disabilitas dalam mengupayakan perdamaian dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.

Baca Juga: Kartunis Pakarti Sosialisasikan Museum Kartun Indonesia di Kresem Artstreet #8 Semarang

"Melalui seminar ini, peserta tidak hanya diajak memahami problematika yang dihadapi oleh perempuan dan penyandang disabilitas, tetapi juga menyadari bahwa keduanya memiliki potensi besar untuk menjadi agen perdamaian, " beber Toberias Anri. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X