SENANGSENANG.ID - Indonesia membutuhkan banyak sumbangan pemikiran, termasuk dari akademisi seperti Guru Besar. Karena itu usia seharusnya tidak menjadi penghalang.
Menurut Ketua Umum Pergubi (Persatuan Gurun Besar Indonesia) Prof. Dr. Ir. Gimbal Doloksaribu, MM, usia tua yang sering kali dianggap sebagai masa tenang dan pensiun, sebenarnya tetap memiliki peran penting yang dapat memberikan kontribusi yang berharga terhadap kemajuan ilmu, bangsa, dan negara.
Dalam dinamika masyarakat yang terus berkembang, peran panjangnya pengalaman menjadi guru besar semakin penting dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan saat ini.
Baca Juga: Penderita Asam Lambung Sebaiknya Hindari 7 Sayuran Ini agar Tak Memperburuk Gejala GERD
"Salah satu bentuk peran tersebut termanifestasi dalam keberadaan guru besar, individu yang mewakili capaian penting dalam bidangnya dan memiliki potensi untuk memberikan dampak yang besar terhadap masa depan," ujar Prof. Dr. Ir. Gimbal Doloksaribu, MM.
Guru besar, lanjutnya, merupakan puncak dari prestasi akademik, tidak hanya sekadar mencapai pengakuan atas kontribusi ilmiah, tetapi juga menjadi penjaga api penyuluh pengetahuan, etika, logika, kreativitas, dan ketaqwaan.
Keahlian dan pengalaman guru besar yang telah mengalami beragam dinamika ilmiah, turut berperan dalam membentuk landasan pengetahuan yang kokoh dan mendalam pembinaan karakter generasi muda.
Baca Juga: The Best of GIGI Road To 30th Anniversary, Konser 360 Derajat di GOR UNY Sabtu 12 Agustus 2023
"Dengan demikian, usia bukanlah batasan, melainkan medan subur untuk menggali lebih dalam, meneliti lebih lanjut, dan merumuskan teori-teori baru yang dapat membuka jalan menuju penemuan berharga," tambah Ketua Bidang Sains dan Teknologi PERGUBI, Prof. Dr. Hoga Saragih, ST, MT.
Prof. Hoga menjelaskan bila peran guru besar tak terbatas pada kelas dan penelitian semata. Pengajaran yang diadakan oleh guru besar menjadi jembatan penghubung antara generasi tua dan generasi muda.
Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki guru besar menjadi inspirasi dan pedoman bagi para mahasiswa yang bersemangat untuk menjalani perjalanan ilmiah mereka sendiri. Dengan mengambil manfaat dari keahlian guru besar, generasi muda dapat mempercepat proses pembelajaran dan menghindari kesalahan yang mungkin terjadi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Board of Advisor for Rectorate LSPR Communications & Business Institute, Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn.
Prof. Rudy menjelaskan bila kontribusi guru besar tidak berhenti pada batas universitas. Melalui kerja sama antar universitas, pengetahuan yang dimiliki guru besar dapat disebarluaskan dengan lebih luas dan efektif.
Artikel Terkait
Mahasiswa UMKU Raih Medali Emas Olimpiade Sains Nasional dan Juara 1 Festival Ilmiah Laboratorium Medis
Enam Mahasiswa PBI UMK Lolos Seleksi Asistensi Mengajar di Lembaga Kursus Ternama English First Eduka
Universitas Jakarta Terancam Tutup karena Memiliki Manajemen Buruk, Mahasiswa Cemas dan Khawatir
Himpunan Mahasiswa Arsitektur UTY Pameran Texture ‘Create your Working Style With the New Lifestyle’ di PAS
UMK Teken MoU dengan Muamalat Institute, Dukung Program Merdeka Belajar Melalui Praktik Kerja Lapangan