Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H Serad mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah.
Menurutnya, guru PAUD berperan penting sebagai pelaku Implementasi Kurikulum Merdeka dalam mencetak generasi emas.
"Salah satu yang kami lakukan adalah dengan kegiatan lokakarya ini, tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas guru dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka melalui metode pendekatan inkuiri," ujar Primadi H. Serad.
Sedang kedua narasumber sebelumnya telah melakukan observasi lapangan di lima PAUD di Kudus, yaitu KB-TK PG Rendeng, TKIT Umar Bin Khatab, KB-TK Cahaya Nur, PAUD Terpadu Kalirejo (Undaan), dan PAUD Masehi, sebagai dasar pembahasan materi lokakarya.
Baca Juga: Pelatih Timnas Spanyol U-17 Optimistis Dapat Dukungan Suporter Indonesia Ketika Hadapi Mali
Mereka mengumpulkan data mengenai pemahaman substansi inkuiri dalam proses pembelajaran oleh para guru.
Selain itu, mereka juga melihat sejauh mana PAUD telah mengakomodir kontekstual termasuk budaya lokal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
"Yang telah dilakukan Djarum Foundation terhadap 44 PAUD yang ada di Kudus ini sangat menginspirasi, seharusnya ini bisa dicontoh PAUD-PAUD lainnya," tutur Ir Nila Kusumaningtyas.
Sementara Dr Irma Yuliantina menyampaikan bahwa penerapan Inquiry Based Learning (IBL) yang benar-benar sesuai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka telah dilakukan di 44 PAUD di Kudus.
Baca Juga: PSSI Fokus Benahi Mobilisasi Penonton dan Tim Peserta agar PD U-17 Bisa Dinikmati dengan Nyaman
"Nah, seperti inilah penerapaan Inquiry Based Learning yang benar dan sesuai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka," ungkapnyua.
Irma mengaku masih sering menemui banyak guru-guru penggerak dari pemerintah yang masih salah, dan mereka harus belajar dari PAUD di Kudus.
"Kian hari semakin banyak pihak yang menjadikan kualitas pendidikan Kudus sebagai teladan, sehingga kita patut berbangga," tegas Irma. **