SENANGSENANG.ID - Kabupaten Wonogiri yang dikenal memiliki Bendungan Serbaguna Waduk Gajah Mungkur dengan luasan perairan sekitar 600,79 km2 (BPS Wonogiri, 2023).
Bendungan ini memiliki potensi perikanan budidaya yang melimpah, khususnya ikan nila.
Pemanfaatan hasil budidaya selama ini masih terbatas pada produk olahan sederhana utamanya ikan goreng yang banyak dipasarkan di warung-warung sekitar waduk.
Hal ini menunjukkan perlunya inovasi untuk menciptakan produk bernilai tambah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas gizi.
Menjawab tantangan tersebut dan upaya meningkatkan nilai tambah produk perikanan lokal dan mendukung program gizi nasional, Prof. Dr. Ir. Joko Santoso, M.Si. putra asli Wonogiri dan Tim Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University turun gunung.
Melalui Program Dosen Pulang Kampung Tahun 2025 bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan pelatihan “Implementasi Techno-Functional Konsentrat Protein Ikan sebagai Akselerasi Kualitas Gizi Produk Kerupuk Ikan ber-SNI Mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Wonogiri”.
Baca Juga: Reza Arap Curhat Pernah Diselamatkan Asisten Pribadinya dari Kisah Kelam yang Nyaris Merenggut Nyawa
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program Dosen Pulang Kampung tahun 2024 yang telah berhasil memperkenalkan teknologi pengolahan Konsentrat Protein Ikan (KPI).
KPI adalah tepung protein ikan tinggi nutrisi, tidak berbau, dan tidak berasa yang berfungsi sebagai bahan fortifikasi (penambah gizi) pada produk pangan.
Tahun 2025, fokus program adalah mengaplikasikan KPI untuk meningkatkan mutu kerupuk ikan yang sudah diproduksi oleh Kelompok Pengolah dan Pemasar Produk Hasil Perikana Poklahsar setempat.
Saat ini, produk kerupuk tersebut belum memiliki informasi nilai gizi yang jelas dan belum memenuhi syarat mutu SNI 8272:2016 tentang Kerupuk Ikan, Udang, dan Moluska.
"Melalui penambahan Konsentrat Protein Ikan (KPI) dan penerapan praktik pengolahan yang baik, menargetkan kerupuk ikan Wonogiri dapat naik kelas, minimal mencapai Grade I SNI dengan kandungan protein 8-12%. Memastikan produk ini memenuhi syarat mutu organoleptik, kadar air maksimal 12%, dan kadar abu tak larut asam maksimal 0,2%," demiian disampaikan Prof Joko dan Tim.