Beberapa kebijakan strategis yang diterbitkan oleh OJK pada tahun 2024 antara lain POJK Nomor 4 Tahun 2024 mengenai laporan kepemilikan saham dan aktivitas peminjaman saham perusahaan terbuka, yang bertujuan meningkatkan keterbukaan informasi oleh pemegang saham tertentu. Penerbitan POJK ini juga merupakan pemenuhan amanat dari UUP2SK.
“Selain itu, kami juga telah menerbitkan POJK Nomor 6 Tahun 2024 yang mengatur terkait pembiayaan transaksi margin dan/atau transaksi short selling oleh Perusahaan Efek, sebagai upaya peningkatan likuiditas dan pendalaman pasar melalui pembiayaan transaksi margin dan/atau transaksi short selling oleh perusahaan efek kepada nasabah,” kata Inarno.
Ditambahkannya, OJK juga mengeluarkan POJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang penerbitan dan pelaporan obligasi daerah dan sukuk daerah, yang bertujuan memperluas sumber pembiayaan fiskal bagi pemerintah daerah dengan prosedur yang lebih sederhana.
Baca Juga: Faktor Cuaca Ekstrem Pengaruhi Minat Bepergian Masyarakat saat Libur Nataru
Terakhir, POJK Nomor 18 Tahun 2024 tentang penyedia likuiditas dirancang untuk meningkatkan likuditas transaksi Efek di Pasar Modal, melalui penyediaan kuotasi atau penawaran jual dan beli efek terus menerus pada Efek tertentu oleh pihak yang mendapatkan izin sebagai penyedia likuditas.
“Terkait dengan tindak lanjut pemenuhan amanat UU P2SK, selain penerbitan POJK 4 dan POJK 18 sebagaimana tadi telah saya sampaikan, saat ini kami juga telah menetapkan 3 POJK omnibus dan dalam tahap pengundangan di Kementerian Hukum, yakni POJK Nomor 32 tentang Pengembangan dan Penguatan Transaksi dan Lembaga Efek, POJK Nomor 33 tentang Pengembangan dan Penguatan Pengelolaan Investasi di Pasar Modal serta POJK Nomor 45 tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Emiten dan Perusahaan Publik,” jelas Inarno.
Selain penerbitan beberapa peraturan, dalam rangka pendalaman pasar, tahun ini Bursa, KPEI, dan KSEI, serta dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan, telah meluncurkan produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures (SSF), yang diharapkan dapat memberikan alternatif investasi sekaligus meningkatkan likuiditas pasar.
Baca Juga: Borobudur Miliki Destinasi Wisata Edukasi Baru: Ada di Desa Karangrejo, Ini Unggulan yang Ditawarkan
“Dan pada sore hari ini, kita juga akan meluncurkan produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA), dengan underlying MSCI Hong Kong Listed Large Cap, yang diterbitkan BEI bekerjasama dengan MSCI. Melalui penerbitan produk baru ini, diharapkan pasar derivatif Indonesia akan memiliki variasi investasi yang lebih luas dan pertumbuhannya akan semakin meningkat di masa mendatang,” tuturnya.
Ia mengatakan, sebentar lagi, kita akan mengakhiri tahun 2024 dan memasuki tahun 2025. Pada tahun 2025 diperkirakan Pasar Modal akan menghadapi tantangan yang lebih dinamis.
Mengantisipasi hal tersebut, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam, guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.
Baca Juga: Pemkot Jogja Lelang 86 Kendaraan Operasional Dinas: Mulai Rp200 Ribu Buruan Diserbu Dab
Beberapa langkah strategis OJK telah dirancang untuk menghadapi kompleksitas tantangan ke depan, termasuk peralihan pengawasan keuangan derivatif yang akan memperluas cakupan pengawasan OJK di sektor ini.
Dengan kebijakan dan langkah strategis yang telah dipersiapkan OJK, kita mampu menghadapi tantangan tersebut dengan baik.
Selain itu, lanjut Inarno, OJK juga akan memprioritaskan program-program pengembangan dan pendalaman pasar modal, yang difokuskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas Perusahaan Tercatat, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan Anggota Bursa dan Manajer Investasi.
Artikel Terkait
BNI Top 10 BUMN Penyumbang Pajak Terbesar 2023, Intip Posisi dan Nilainya Segini
Mantap dan Semakin Lengkap! Bank Mandiri Tambah Jangkauan Transfer Valas 17 Mata Uang Asing
3 Trik Jitu Membangun Brand Sekuat Karang di Tengah Gempuran Dunia Belanja Online yang Makin Sat Set!
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp475,13 Triliun, Berikut Data dan Faktanya
Sustainability Bond Bank bjb Banjir Peminat, Oversubscribed Hampir 5 Kali Lipat
Kredit Kendaraan Auto Fast Auto Easy! Makin Mudah Pakai Aplikasi Livin' Auto Bank Mandiri