SENANGSENANG.ID - Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3, menegaskan kembali komitmen bersama mereka untuk memperkuat dialog kebijakan mengenai perkembangan terkini dan prospek ekonomi global dan regional, serta respons kebijakan terhadap risiko dan tantangan ke depan.
Lebih lanjut, Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 tersebut sepakat untuk memperkuat kerja sama keuangan regional melalui inisiatif di bawah Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), AMRO, Asian Bond Markets Initiative (ABMI), Disaster Risk Financing (DRF).
Dan ASEAN+3 Future Initiatives termasuk pembiayaan infrastruktur, kajian studi pada fasilitas nonpembiayaan, pembiayaan risiko bencana (DRF).
Baca Juga: Brigjen TNI Joko Purnomo, Resmi Jabat Komandan Korem 072/Pamungkas Gantikan Mayjen TNI Puji Cahyono
Serta kajian studi beberapa tema strategis atas Digitalisasi Keuangan, keuangan berkelanjutan, utang korporasi, utang rumah tangga, dan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT).
Komitmen tersebut merupakan hasil kesepakatan dari Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 (the ASEAN+3 Finance Ministers' and Central Bank Governors Meeting/AFMGM+3), yang diadakan pada 2 Mei 2023 di Incheon, Korea Selatan.
Pertemuan tersebut diselenggarakan di bawah mitra keketuaan (co-chairmanship) dari Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, Shunichi Suzuki, Menteri Keuangan Jepang, dan Kazuo Ueda, Gubernur Bank of Japan.
Baca Juga: Materi Khotbah Jumat 5 Mei 2023: Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Sifat Empati Terhadap Sesama
Presiden Asian Development Bank (ADB), Direktur ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) ASEAN+3, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Secretariat, dan Deputi Managing Director of the International Monetary Fund (IMF) juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam siaran pers yang diterima Kamis 4 Mei 2023, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 yang kuat sebesar 3,2 persen pada 2022, terlepas dari efek pandemi Covid-19 yang masih ada dan konflik Rusia-Ukraina yang meningkat menjadi krisis.
Sementara itu, gejolak sektor perbankan baru-baru ini di AS dan Eropa memiliki dampak rambatan yang terbatas di kawasan ASEAN+3.
"Meskipun demikian, kita harus tetap waspada. Ke depan, kawasan itu diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6 persen pada 2023, dipacu oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan," kata Sri Mulyani.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti bahwa tantangan saat ini dan ketergantungan yang besar pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional dan penyelesaian investasi dapat meningkatkan kerentanan dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3.
Artikel Terkait
Menteri Ekonomi ASEAN Mengesahkan Tujuh Capaian Prioritas di Pertemuan AEM di Magelang
Presiden Terbitkan Keppres Panitia Nasional Keketuaan ASEAN 2023, Berikut Daftar Lengkapnya
ASEAN Kutuk Keras Serangan Udara Pasukan Bersenjata Myanmar di Desa Warga Sipil
Hyundai Serahkan 117 Unit Mobil Listrik IONIQ 5 untuk Dukung Kesuksesan Penyelenggaraan ASEAN Summit 2023
Ajak Dua Cucunya, Presiden Jokowi Tinjau Kesiapan UMKM Labuhan Bajo dalam Memeriahkan ASEAN Summit
Begini Kesiapan Hotel Meruorah Labuan Bajo yang Jadi Venue Utama KTT ASEAN 2023