"Dengan demikian, semua tahapan Pemilu serentak 2024, ataupun juga Pilkada setelahnya tidak hanya menjadi arena kontestasi politik semata bagi pesertanya, namun juga pembelajaran politik, saling asah-asih dan asuh, untuk mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi," lanjutnya.
Sultan ingin masyarakat dan pemerintah bisa mewujudkan pemilihan serentak yang berbudaya, dengan mengendalikan konflik sosial, agar terhindar dari intrik dan intimidasi, provokasi, pelecehan, ujaran kebencian, berita bohong, politik SARA dan politik uang, ataupun pencemaran nama baik.
"Kalau pola ini diikuti, niscaya gejolak sosial yang mewarnai proses Pemilu di Indonesia dapat diminimalisir," ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Nugroho Arianto mengatakan acara tersebut merupakan ikhtiar untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Yogyakarta di tengah berlangsungnya pesta demokrasi.
Baca Juga: Doa Bersama Gereja Katolik dan Kristen di Jogja untuk Persaudaraan antar Umat dan Pemilu Damai
Ia menyebutkan Yogyakarta selalu punya cara menyikapi agar situasi tetap kondusif, ramah, dan damai.
"Melalui kegiatan ini kami menyuarakan pesan damai dan harmoni agar Pemilu 2024 berjalan kondusif," jelasnya.**
Artikel Terkait
Peringati Hari Musik Dunia 2023, Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Raré Rumpaka di Panggung Nglanggeran
Gelorakan Musik Keroncong, Kemendikbudristek Inisiasi Pagelaran Svaranusa 2023 di Kediri
Trio EDM asal Tanjung Priok, Hatchbackz Beri Warna Musik Baru di Single 'Lit Up'
Sambut Festival Indonesia Bertutur 2024, Kemendikbudristek Gelar Temu Seni Musik di Ambon
Seru! Program Musik Main-Main di Menteng Hadirkan Hatchbackz, Manusia Aksara, Peraukertas dan Asora
Digelar di Modo Coffee House Buzar, Rumah Putih, Hatchbackz, dan Orgie Sukses Tutup Program Musik Main-Main