Film Prekuel Saranjana Hadir: Kuyank Angkat Legenda Kuyang dari Kalimantan

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 09:36 WIB
Special Screening Kuyank di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Sabtu 6 Desember 2025 malam. (Foto: RRI/Wulan Yulianita)
Special Screening Kuyank di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Sabtu 6 Desember 2025 malam. (Foto: RRI/Wulan Yulianita)

Dari sisi produksi, skala Kuyank lebih besar dibanding Saranjana, terutama pada efek visual yang digarap LMN Studio.

Baca Juga: SEA Games 2025: Garuda Muda Tumbang dari Filipina, Indra Sjafri Akui Permainan Jauh dari Harapan

Drama Rumah Tangga di Balik Teror

Di balik nuansa horor, Kuyank mengangkat drama rumah tangga pasangan Rusmiati dan Badri yang dihantui tekanan adat, keluarga, serta kepercayaan masyarakat.

“Film ini bercerita tentang seorang perempuan yang mencoba mempertahankan cintanya, tapi terjebak dalam tekanan budaya dan ramalan buruk. Dari situ lahir tragedi,” kata Johansyah.

Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid: PSE Akan Disanksi Jika Langgar Batasan Usia Pengguna

Kisah berlangsung tujuh tahun sebelum peristiwa di Saranjana, menyoroti Rusmiati yang terpaksa mempelajari ajian kuyang demi mempertahankan rumah tangganya.

Keputusan itu memicu teror terhadap bayi dan perempuan hamil. Saat identitas Rusmiati terbongkar, Badri harus memilih antara melindungi istrinya atau tunduk pada kemarahan masyarakat.

Menuju Layar Nasional

Baca Juga: Dua Mahasiswa DKV ISI Surakarta Jadi Ilustrator Karakter Komik Lewat Program MBKM Mandiri

Pemutaran perdana di JAFF menjadi langkah awal sebelum tayang nasional pada 29 Januari 2026.

Johansyah berharap Kuyank membuka ruang lebih luas bagi karya-karya dari Kalimantan.

“Saya ingin cerita dari Kalimantan punya panggung yang sama dengan cerita dari daerah lain. JAFF adalah tempat yang tepat untuk memulai perjalanan ini,” tutupnya.

Baca Juga: Bareskrim Telusuri Dugaan Perusahaan di Balik Kayu Gelondongan DAS Garoga

Film Kuyank bukan hanya menghadirkan teror mistis, tetapi juga tragedi kemanusiaan yang berakar pada budaya lokal.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X