Sinopsis Buya Hamka, Biopic Apik yang Hadir Mewarnai Ramadan Semakin Berkesan

SENANGSENANG.ID - Film drama biografi Buya Hamka ini hadir pada momen yang tepat di bulan Ramadan sekaligus menyambut Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.

Film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi dan dibintangi oleh Vino G Bastian sebagai Hamka, dan sejumlah pemain top lainnya seperti Laudya Chyntia Bella, Donny Damara, Anjasmara, Reza Rahadian, Ayu Laksmi, Desy Ratnasari, Rifnu Wikana, Mathias Muchus, Reybong, Marthino Lio, Mawar De Jongh.

Film ini terbagi dalam tiga episode dimana pada berkisah pada periode dimana Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut.

Baca Juga: 11 Meninggal dalam Sepekan di Tol Boyolali, Polisi Siapkan Skenario Ini agar Tak Jadi Jalur Tengkorak

Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca.

Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.

Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya.

Baca Juga: Pelayanan Tak Memuaskan, Seorang PSK Sebut Saja Sri Disayat Pisau Pelanggannya di Bantul

Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.

Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.

Sesaat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan ancaman Agresi ke dua dari tentara sekutu muncul, Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh Agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak diadu domba.

Baca Juga: Gerakan Aku dan Kau Suka Dancow Raih 2 Juta Dukungan Bunda untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Buah Hati

Namun tenyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak. Untung, Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar.

Namun Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno. Hamka ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan.