Dibuka Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, ARTJOG 2023 Motif: Lamaran Digelar di Jogja National Museum

photo author
- Jumat, 30 Juni 2023 | 20:38 WIB
Karya Mella Jaarsma, Commissioned Artist ARTJOG 2023. (Foto: Agoes Jumianto)
Karya Mella Jaarsma, Commissioned Artist ARTJOG 2023. (Foto: Agoes Jumianto)

SENANGSENANG.ID - Direktur Jenderal kebudayaan, Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid remi membuka ARTJOG 2023, Jumat 30 Juni 2023 sore Jogja National Museum (JNM).

Mengusung tema 'Motif: Lamaran', pameran yang disebut sebagai lebaran seni rupa ini melibatkan 73 seniman yang terdiri dari 51 seniman dewasa dari jalur undangan dan panggilan terbuka, serta 22 seniman anak.

”Kegiatan ini harus diapresiasi secara proporsional bagaimana efek ekonomi yang harus dihitung. Dan bagaimana sosial kultural ke masyarakat."

Baca Juga: Ramalan Shio Macan dan Shio Kelinci Sabtu 1 Juli 2023, Jangan Makan Berlebihan di Malam Hari

"Seni itu sesuatu yang relatif dan inti pendidikan kritis, jadi bagaimana menikmati kesenian sejak dini serta mengintegrasikan karya seni agar masuk dalam bahan belajar anak-anak,” ujar Hilmar Farid.

Tema "Motif:Lamaran" dipilih sebagai landa san dalam merajut ide dan pola karya seniman sekaligus mengajak mereka untuk mengungkapkan gagasan dan motivasi di balik karya.

Hilmar Farid remi membuka ARTJOG 2023, Jumat 30 Juni 2023 sore di Jogja National Museum (JNM).
Hilmar Farid remi membuka ARTJOG 2023, Jumat 30 Juni 2023 sore di Jogja National Museum (JNM). (Foto: Agoes Jumianto)

Tim kuratorial ARTJOG 2023 dipimpin kolaborasi kurator dan seniman; Hendro Wiyanto, kurator dan penulis berbasis di Jakarta dan Nadiah Bamadhaj, seniman Malaysia yang menetap di Yogyakarta.

Keduanya melandasi pilihan karya seniman dari sesuatu yang performatif, tangible, memiliki pendekatan serta perangkat visual yang kaya, dan tentunya menarik.

Selain itu, tim kuratorial ARTJOG 2023 juga mengajak seniman muda pendaftar untuk memahami unsur-unsur sejarah tekstual Indonesia melalui tiga karya kanon Indonesia: "Laut" (1967) karya Sanento Yuliman, "Abracadabra" (1974) karya Danarto, dan "Misteri" (1983) karya Toeti Heraty.

Baca Juga: Kia Seltos Facelift 2023 Siap Diluncurkan, Ini Sederet Penyegarannya, Salah Satunya Punya Mesin Turbo Baru

Dalam gelaran tahun ini, ARTJOG mengundang Mella Jaarsma dalam program Commissioned Artist. Mella Jaarsma telah berkontribusi secara signifikan pada dunia kesenian dalam karirnya selama lebih dari 30 tahun.

Karya Mella Jaarsma banyak mengeksplorasi berbagai material untuk mengungkapkan dan mempertanyakan fenomena sosial serta elemen kehidupan Jawa dan Indonesia. Karyanya sering menggunakan tubuh manusia sebagai motif sentral.

Menyoroti hubungan antara tubuh, ruang, dan konsep arsitektur limasan, instalasi karya commissioned artist ini menghadirkan ruang kontemplasi atas persoalan identitas, polarisasi, dan pakaian, sebuah kecenderungan yang dalam dekade terakhir ini menguat dalam atmosfer masyarakat Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X