SENANGSENANG.ID - UNESCO telah menetapkan kesenian wayang kulit sebagai warisan budaya tak benda sejak 2008 silam.
Wajar saja berbagai usaha dilakukan berbagai pihak agar keberadaan kesenian wayang kulit tetap bisa lestari. Salah satu langkahnya, yakni regenerasi dalang wayang kulit.
Hal tersebut diungkap dalang wayang kulit, Ki Ir Sumarsono Noto Widjoyo MSc asal Prambanan Sleman, belum lama ini.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal, Daihatsu Sigra Tabrak Pembatas Jalan dan Terbalik di Pancoran Jakarta Selatan
Ia pun merasa senang, jika berbagai pihak punya agenda rutindapat melaksanakan pagelaran wayang kulit.
“Guru Besar yang juga mantan Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus termasuk yang punya keinginan secara berkala bisa mengundang dalang wayang kulit untuk bisa pentas di kompleks Bengkel Sapi Kalijeruk, Ngemplak,” ungkap Ki Sumarsono.
Ketika para cendekiawan bahkan pihak perguruan tinggi menjadi pemrakarsa pagelaran wayang kulit, lanjutnya, termasuk tanda bahwa kesenian wayang kulit disenangi atau dapat diterima berbagai kalangan.
Baca Juga: Nana Sudjana, Pejabat Gubernur Jawa Tengah Gantikan Ganjar Pranowo
“Suatu pengalaman penting pula, ketika saya pentas wayang kulit di Bengkel Sapi Kalijeruk, beberapa Guru Besar di UGM maupun masyarakat umum berbaur untuk bisa menonton,” jelasnya.
Bahkan ada pula Guru Besar sekaligus peneliti budaya Jawa dari University New South Wales (UNSW) Sydney Australia, Prof DR Jamee Neighbour.
Sebagian penonton pun menonton pagelaran wayang kulit tersebut sampai selesai sekitar pukul 02.30 WIB.
Baca Juga: Kunjungi ASN di Kantor Gubernur, Ganjar: Saya Pamit dan Titip Tetap Jaga Integritas
Dalam kesempatan tersebut, sebagai tim pengrawit (gamelan) dipimpin Arum Dyah Hapsari.
Sedangkan bintang tamu sindennya, yakni Rini Widiyastuti asal Yogyakarta.