SENANGSENANG.ID - Marsmolys, band Psychedelic Rock asal Yogyakarta memberitahu banyak hal dalam pertunjukan musik bertajuk The Progeny of Holy Moly di Panggung ARTJOG di Jogja National Museum (JNM), Kamis 15 Agustus 2024.
Pertama, pertunjukan selama 60 menit di depan ratusan anak-anak muda itu adalah jawab dari segala tanya, duga, dan tuduhan yang dialamatkan sejak album 'Vertycalysm' mengudara.
Bahwa Marsmolys adalah komponen padat yang sulit dicairkan. Bahwa band yang telah merilis satu mini album dan satu album penuh itu takut menjelajahi banyak kemungkinan dan ketidakpastian.
The Progeny of Holy Moly menumpas semua duga dan tuduhan itu sampai ke akarnya.
Antino Restu (vokal, gitar), Yoga Bhakti (gitar, synth), Ferdi Listant (Bass), dan Fahrenno mencairkan bentuk lalu menatahnya ke banyak medium. Ke dalam tata cahaya dan visual.
Lewat banyak kolaborator: Antonius Yoga Nugraha, Adinda Imelda, dan Khansa yang cermat dan seksama ketika membangun vokal terpadu.
Komplotan satu tongkrongan itu bahkan membebaskan Bimo Setyo Raharjo melapisi seraknya suara gitar Yoga dan Timo lewat banyak fitur suara keyboard sehingga memicu sensasi lantas selaras dengan visual di atas panggung.
Pun bersama seniman asal Yokohama: Atasiaishii ketika memperdengarkan 'Kala'. Atasiaishii bahkan turut membawa serta latar antropologinya ke atas panggung.
Tak ada lagi kekakuan. Tak ada lagi tembok pembantas. Seni instalasi yang mengapit mereka selama pertunjukkan menempuhi riwayat sendiri.
Kedua instalasi itu seperti hidup, menyala-nyala, bukti betapa teratur dan tepat gunanya tata cahaya.
Baca Juga: Yuk Ikutan Kompetisi Reels 'Melanglang Magelang', Terbuka untuk Umum, Ini Syarat dan Hadiahnya Lurr
Kolaborasi yang memaparkan hasil penjelajahan musik dari banyak ruang, dari yang yang konkrit hingga yang 'abstrak' lalu diperkuat tampilan yang kompleks.