SENANGSENANG.ID - Film dokumenter berjudul 'Rela' yang diangkat berdasarkan cerita kehidupan pribadi Bagaskara Dwitya Bima Asmara, sukses menembus kompetisi film internasional.
Buah karya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu berhasil masuk ke Kota Kinabalu Internasional Film Festival (KKIFF) yang diselenggarakan di Malaysia.
Adapun ide film tersebut diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam keluarga Bagaskara.
Baca Juga: Indosat Tambah Kapasitas Jaringan untuk Konektivitas Tanpa Hambatan, Dukung MotoGP Mandalika 2024
Bagaskara menyebut, ia mengambil sudut pandang neneknya yang mengalami banyak kejadian.
Terutama suaminya yang telah mendahului meninggal dunia, bahkan sebelum itu anaknya (ibu dari Bagas) juga telah meninggal dunia.
“Sehingga, nenek saya berakhir dengan kesendirian di masa tuanya,” ungkap Bagas.
Bagas ingin menyampaikan pesan lewat film dokumenter, bahwa kita sebagai manusia harus siap untuk menerima takdir dan rela bagaimana menjalani hidup yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.
“Pada akhirnya setiap manusia lambat laun akan mengalami masa tua. Kelahiran, jodoh dan kematian adalah sebuah takdir, sehingga kita sebagai manusia harus siap menerima takdir yang sudah ditetapkan Allah,” urainya.
Ditambahkan Bagas, film dokumenter tersebut dapat pula menjadi semacam arsip keluarga.
Selalu dapat dikenang turun-temurun, bahkan diharapkan pula bisa menjadi suatu kisah inspiratif.
Baca Juga: Pengemudi Harus Memiliki Standardisasi Kompetensi dalam Mengemudikan Kendaraan
Adapun beberapa pengalaman Bagas dalam tahapan membuat film dokumenter 'Rela', Bagas mengaku pernah merasa terombang-ambing antara perasaan dan eksplorasi.