SENANGSENANG.ID - Wartawan musik sekaligus pegiat keriaan, Eno Suratno Wongsodimedjo atau yang akrab disapa Enodimedjo mendorong musisi pendatang baru untuk aktif mempromosikan karya-karyanya lewat program musik mingguan Main-Main di Cipete.
Lewat keterangan tertulisnya, Eno mengatakan bahwa program Main-Main di Cipete digagas sebagai etalase bagi para musisi muda untuk menjajakan karya-karyanya.
Panggungan, kata dia, merupakan salah satu elemen penting bagi promosi sebuah karya musik.
"Bagi musisi pendatang baru, kesempatan manggung atau tampil di sebuah event menjadi hal sulit untuk mereka dapatkan. Padahal selain bisa menjemput pendengar baru, keriaan atau acara musik bisa menjadi ajang bagi mereka menambah jam terbang manggung, sekaligus menjadi simpul kreatif antar musisi untuk berjejaring satu sama lain," ucap Enodimedjo.
Digelar rutin setiap Senin malam di Casatopia Cafe, Jakarta Selatan, Main-Main di Cipete hadir di bawah payung Reallist Management, sebuah entitas kolektif yang didirikan oleh Eno. Hingga saat ini, 19 musisi dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia sudah tampil di program ini.
Di antaranya ada Mahardias (Bekasi), Tape Argument (Pamulang), Fabian Putra (Depok), Moccatune (Surabaya), Davi Siumbing (Jakarta), Afternourway (Ciputat), Verryans (Samarinda), hingga Mr. Zaqilah (Kolaka) dan lain-lain.
Baca Juga: Resmi Turun Rp55,5 Juta! Biaya Haji Diturunkan karena Dukungan Pemerintah Arab Saudi
Lewat program Main-Main di Cipete, Eno seolah ingin membuktikan konsistensinya membangun ekosistem musik yang sehat.
Salah satunya adalah sebagai ruang bertumbuh bagi mereka yang masih merintis jalan, sehingga regenerasi bisa berjalan dengan baik.
"Beberapa waktu lalu, penikmat musik akrab dengan istilah 'festival musik dengan line up yang itu-itu saja'. Keresahan yang seperti itu, seharusnya tidak perlu ada jika musisi-musisi baru diberi ruang untuk bertumbuh," katanya.
Baca Juga: Mengulas Lagi Seputar Wabah HMPV dan Bahayanya, Begini Pengobatan dan Pencegahannya
Eno bilang, acara yang ia inisiasi dihelat gratis tanpa tiket untuk memberi ruang yang lebih luas bagi para pembuat karya yang ingin menemukan pendengar baru.
Konsep cuma-cuma juga membuka kesempatan bagi siapa pun untuk datang dan menemukan karya dari musisi-musisi baru Indonesia.