Ia menambahkan, film ini juga menyoroti makna sujud dan doa sebagai kekuatan spiritual dalam menghadapi masalah hidup.
Baca Juga: Kepala BNPB Tinjau Langsung Lokasi Banjir Bandang Aceh Utara, Pastikan Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi
Relevansi di Era Digital
Kisah Dalam Sujudku mengingatkan bahwa godaan dalam rumah tangga kini tak hanya hadir secara fisik, tetapi juga lewat interaksi digital.
Media sosial, aplikasi pesan, hingga dunia kerja jarak jauh bisa menjadi celah munculnya konflik.
Baca Juga: Potret Duka dari Buket Dara Baro: Suami Hilang, Anak Sakit, Hidup di Pengungsian
Film ini mengajak penonton untuk kembali menempatkan komunikasi, doa, dan keikhlasan sebagai pondasi hubungan.
Inspirasi dari Kisah Nyata
Rico mengungkapkan, ide film ini terinspirasi dari pengalaman nyata seorang temannya di Singapura.
Baca Juga: Lampu Menyala di Pengungsian Bener Meriah, Harapan Baru Setelah 21 Hari Kegelapan
“Kadang-kadang memang ada cerita yang tiba-tiba kena ke hati. Ceritanya menyentuh secara personal dan ridho itu perlu,” tuturnya.
Melalui Dalam Sujudku, Rico ingin menyampaikan pesan tentang memaafkan, memberi kesempatan kedua, serta melawan hawa nafsu yang kerap menjadi sumber konflik rumah tangga.
“Cinta dan kasih sayang tidak seharusnya berhenti ketika masalah datang. Ada pengorbanan dari seorang Aisyah supaya suaminya dapat kembali,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemulihan Pascabencana Banjir Sumatra Diprediksi Panjang, Akademisi Ingatkan Ancaman Sosial
Deretan Pemeran