entertainment

Jogja Kota Pameran Seni, Dalam Satu Bulan Bisa Digelar 100 Pameran

Selasa, 23 Mei 2023 | 15:08 WIB
Pameran penting, tapi laku karya juga lebih penting. Seniman Senior Dunadi mengoleksi karya Wuri Hantoro sebagai bentuk perhatian kepada pada seniman (Dini Art)

SENANSENANG.ID - Kota Jogja memang dikenal sebagai kota seni dan budaya, sehingga tak berlebihan jika disebut sebagai ibukotanya seni Indonesia.

Hampir setiap hari ada pameran karya seni dengan pengunjung mencapai ribuan.

Sebagai misal yang masih berlangsung di Jogja Galeri Alun alun Utara, ada pameran seni komunitas Liquid Color, di Benteng Vredeburg Jl Malioboro, Selasa (23/5/2023) hari ini ada 1000 anak dan Seniman menggambar dan flashmop menggambar.

Baca Juga: Menikmati Aprilia Track Day di Mandalika International Street Circuit dengan Tips Aman Model Piaggio

Di Studio Kalahan Jl Sudoarum ada pameran tunggal Laksmi Sitaresmi, di galeri Ruang Dalam Art House besok Rabu (24/5) mulai ada pameran Matayani, di Hotel Grand Rohan Jogja ada pameran tunggal Deni Junaedi (Seniman yang dosen ISI Yogyakarta).

Dan ada juga pameran seni kandungan Al Quran dengan Seniman asal Wonosobo Sugeng Pribadi. Semua pameran untuk umum dan free.

Semalam barusan saja berakhir pameran khusus mengenang 111 tahun Sri Sultan Hamengkubuwono IX oleh dini art manajemen di Sonobudoyo Yogyakarta.

Drs H Taufik Ridwan selalu direktur Dini Art Manajemen menyampaikan kalau Jogja harus dipertahankan sebagai kota pameran seni.

Bahkan sedari usia TK, sekolah harus mau menampilkan karya karya yang mengandung unsur seni dalam sebuah pameran yang tidak harus besar. Misalnya pameran karya seni TK di sebuah mall.

Baca Juga: Songsong Liga 1 2023-2024, Awal Minggu ini Persita Tangerang Awali Latihan, Fokus Pemulihan Fisik Pemain

"Pasti apresiasi terhadap anak anak akan memberikan dampak yang luas untuk mental dan kepribadian anak anak di masa depan" kata Taufik.

Kebiasaan memamerkan karya anak sekolah harus diprogram oleh sekolah dan mendapat dukungan pemerintah "karya seni era kekinian pastinya tidak hanya lukisan atau patung manual, tetapi sangat mungkin hasil karya digital tetapi tetap menjadi karya seni"

Sementara itu dosen ISI Yogyakarta Deni Junaedi S.Sn.M.A mengaku sangat bangga jogja menjadi barometer karya seni.

Dia bahkan menampilkan karya karya seni melalui online, khususnya di IG dan Youtube sangat berdampak kepada orang orang yang menikmati karya seni dan kemudian tergerak untuk mengoleksi.

"Nah, pameran yang offline masih sangat dibutuhkan karena kadang orang menikmati sebuah karya harus dengan langsung dengan indra mata dan rasa" kata Deni Je yg mengelola Painting Explorer Channel ini.

Halaman:

Tags

Terkini