gaya-hidup

Awas! Boros Bisa Memicu Terjadinya Masalah Kesehatan Mental, Waspadai Dampaknya pada Diri Sendiri

Rabu, 8 Januari 2025 | 21:18 WIB
Ilustrasi boros dalam berbelanja yang berpengaruh pada kesehatan mental, ternyata berbahaya. (Freepik/ tirachardz)

SENANGSENANG.ID - Boros atau pengeluaran yang berlebihan sering kali dianggap hanya sebagai masalah keuangan, namun dalam kenyataannya, perilaku ini dapat memengaruhi kesehatan mental secara signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belanja yang tidak terkontrol bisa memperburuk gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres.

Dampak psikologis dari pengeluaran berlebihan, baik yang disebabkan oleh kebiasaan hidup konsumtif atau tekanan sosial, menjadi masalah yang semakin relevan di tengah dunia yang semakin materialistis.

Baca Juga: Dear Penggemar Garuda: Mari Sambut Pelatih Baru dengan Legowo, Ini Alasan PSSI Cari Pengganti STY hingga Soal Penguasaan Ruang Ganti

Dampak Boros

Salah satu dampak terbesar dari boros adalah terjadinya utang yang menumpuk.

Ketika seseorang terus-menerus berbelanja lebih dari kemampuan mereka, utang yang dihasilkan bisa menyebabkan perasaan cemas yang berkelanjutan.

Menurut studi yang diterbitkan oleh Psychology Today, individu yang memiliki utang cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki utang.

Baca Juga: Soroti Kluivert Jadi Pelatih Anyar Garuda, Coach Justin Ungkap Nama Besar Legenda Belanda Itu hingga Minta Suporter Berhenti ‘Hajar’ PSSI

Kecemasan ini sering kali dipicu oleh ketakutan akan masa depan finansial yang tidak pasti, dan khawatir tentang kemampuan untuk melunasi utang-utang tersebut.

Ketegangan mental yang timbul dari utang ini bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan yang serius jika tidak diatasi dengan baik.

Boros juga dapat menyebabkan kerusakan pada rasa harga diri seseorang.

Baca Juga: Kenali 7 Gejala Penyakit HMPV China yang Melanda Banyak Negara, Termasuk Indonesia

Dalam banyak budaya, terutama di negara-negara dengan ekonomi kapitalis, konsumerisme sering kali menjadi tolak ukur status sosial.

Halaman:

Tags

Terkini