SENANGSENANG.ID - Desa Ngargoretno di Salaman Magelang Jawa Tengah selain menyuguhkan keindahan lereng Bukit Menoreh, juga memiliki unggulan lain yang tak kalah populer.
Salah satu potensi di Desa Ngargoretno yang tengah dikembangkan saat ini adalah komoditas kopi, dengan dua brand kopi yang terkenal, yaitu Kopi Liar dan Kopi Merah Ngargoretno.
Terdapat tiga varian jenis kopi tersebut yaitu Robusta, Arabika dan Liberika.
Baca Juga: 4 Film Indonesia yang Akan Tayang di Akhir Agustus 2024, Lengkap dengan Sinopsis dan Tanggal Mainnya
Hal itu cukup menarik minat pecinta kopi, karena cita rasa kopi yang berbeda. Namun, kuantitasnya masih sangat terbatas.
“Kopi Liar ini kami panen dari tumbuhan kopi yang tumbuh secara liar di Desa Ngargoretno. Untuk itu jumlahnya masih terbatas. Namun karena memiliki cita rasa tersendiri, yaitu after taste-nya beraroma rempah, maka banyak yang menganggap komoditas ini agak premium. Klan dari Kopi Liar ini termasuk jenis Java Mocca,” kata petani kopi asal Desa Ngargoretno, Akhmad Bilal belum lama ini.
Menurut Bilal, yang tidak kalah menarik adalah tumbuhnya Kopi Merah di daerah tersebut.
Kopi Merah ini merupakan komoditas kopi yang dibudidayakan oleh masyarakat di sekitar marmer, merah yang terdapat di Desa Ngargoretno.
Kopi Merah dipanen saat biji kopi sudah matang dan berwarna merah, atau disebut proses petik merah.
“Kopi Merah ini ada cita rasa asamnya. Namun karena penanaman masih dilakukan dengan cara tumpangsari, yaitu jadi satu dengan tanaman rempah, maka cita rasa rempahnya masih begitu terasa. Mau diproses seperti apapun cita rasa rempahnya masih tetap ada,” lanjutnya.
Baca Juga: Viral Lomba Makan Pisang dengan Gestur Adegan Dewasa, Sontak Bikin Warganet Mencak-Mencak
Bilal menjelaskan, kedua komoditas kopi ini masa panennya satu tahun sekali. Sekali panen, kopi liar menghasilkan rata-rata 5-7 ton kopi basah.
Sedangkan kopi merah sekali panen menghasilkan 10-12 ton kopi basah.