Universitas Moestopo Dukung Kedaulatan Energi Agar Bangsa Indonesia Jadi Mandiri dan Wujudkan Visi 2045

photo author
- Minggu, 12 Maret 2023 | 12:17 WIB
Prof Dr Paiman, Rektor Universitas Prof Dr Moestopo Gelar Seminar Energi (foto Humas Universitas Prof Dr Moestopo)
Prof Dr Paiman, Rektor Universitas Prof Dr Moestopo Gelar Seminar Energi (foto Humas Universitas Prof Dr Moestopo)

SENANGSENANG.ID - Indonesia merupakan bangsa besar dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia. Dan sebagai bangsa yang besar, Indonesia haruslah mampu mewujudkan kedaulatan energi agar tetap bisa menjadi bangsa mandiri dan mewujudkan Visi 2045.

Perlu diketahui, kedaulatan energi adalah kemampuan sebuah negara untuk menetapkan kebijakan, mengawasi pelaksanaannya dan memastikan jaminan ketersediaan energi yang selaras dengan tujuan dan kepentingan nasional melalui implementasi strategis dinamis sesuai dengan tuntutan dinamika dan konstelasi global, regional dan nasional yang berubah.

Menurut Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.M., M.Si., semangat untuk mewujudkan kedaulatan energi ini sudah kerap kali disuarakan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang ingin meraih kedaulatan energi agar bisa memberi kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Tinjau Stadion Manahan, Erick Thohir Ingatkan Soal Ruang Sponsor Jangan Sampai Bertabrakan dengan Sponsor FIFA

Jokowi sendiri memang sudah membuat Program Strategis Nasional Pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga yang diturunkan dalam Program Strategis Nasional, Rencana Umum Energi Nasional, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.

Rencana-rencana yang disiapkan Jokowi ini berambisi untuk membangun jaringan gas kota bagi 4,7 juta sambungan rumah tangga atau setara 0,7 juta ton LPG pada tahun 2025 dan membangun infrastruktur jaringan gas kota untuk 4 juta sambungan rumah di tahun 2024.

"Karena itu, untuk mendukung semangat yang sudah diperlihatkan oleh Presiden Jokowi, Program Pascasarjana Universitas Moestopo pun menggelar seminar nasional dengan tema 'Jaringan Gas Sebagai Transisi Energi'. Kami berharap, seminar ini akan mampu memberi sumbangan pemikiran demi kemajuan bangsa ke depan," tegas Prof. Paiman.

Baca Juga: Leonardo Medina: Menang 3-2 Atas RANS Nusantara, Tim Sambernyawa dengan 10 Orang Pemain Tampil Luar Biasa

Dalam paparannya pada seminar nasional yang dihadiri oleh Anggota DPR RI yang juga mahasiswa S2 Universitas Moestopo, Mulan Jameela, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. Achmad Muchtasyar, S.T., S.H., M.SIE., menjelaskan jika kedaulatan energi memang harus segera diwujudkan. Sebab tingginya impor, khususnya LPG, telah berdampak negatif pada neraca perdagangan Indonesia.

"Untuk diketahui, mayoritas rumah tangga Indonesia sudah menggunakan LPG sebagai sumber energi utamanya dan lebih dari 75% pemenuhan LPG tersebut berasal dari impor, sehingga menyebabkan kerentanan akibat adanya fluktuasi kondisi makro ekonomi, terutama yang berkaitan dengan harga crude oil dan kurs rupiah," papar Muchtasyar.

Terlebih, lanjut Muchtasyar, dalam 10 tahun penggunaan LPG sebagai sumber energi rumah tangga telah meningkat hingga 200% yang membuat jumlah impor LPG untuk pemenuhan domestik selalu meningkat 4.8% tiap tahun. 

Baca Juga: Mitsubishi XFC Concept Menyapa Masyarakat Kota Medan, Sapaan Kedua Setelah Sebelumnya Hadir di Kota Pekanbaru

Padahal cadangan gas bumi Indonesia diperkirakan masih lebih baik dibandingkan dengan cadangan minyak bumi. Cadangan berlimpah pun diyakini masih dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Melimpahnya sumber pasokan gas bumi nasional akan mampu memberikan jaminan stabilitas, kehandalan, dan keamanan penyaluran gas bumi kepada para pelanggan dan akan memberi penghematan anggaran negara sampai Rp1,4 triliun per tahun.

"Itulah sebabnya transisi energi harus segera diwujudkan. Sebab Indonesia memiliki sumber pasokan gas bumi yang tersebar di seluruh Indonesia. Umur cadangan gas bumi diperkirakan masih 19.9 tahun. Bandingkan dengan umur cadangan minyak bumi yang hanya 9.5 tahun," lugas Muchtasyar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alfons Suhadi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X