news

Awas! Hindari Melintas di Jalan Ipda Tut Harsono Timoho Jogja, Ada Demo Sinau Matematika Bersama KPU

Selasa, 20 Februari 2024 | 08:59 WIB
Garda akan menyelenggarakan pelajaran matematika yang baik dan benar sebagai bentuk kritik terhadap praktek penggelembungan suara dalam sistim rekapitulasi suara KPU. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Awas, hindari melintas di Jalan Ipda Ipda Tut Harsono Timoho Jogja, Selasa 20 Februari 2024 pukul 11.00 WIB, karena akan ada demo sinau (belajar) matematika bersama KPU.

Adalah kelompok masyarakat yang bernaung dalam Gerakan Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan (Garda) yang akan menggelar Aksi Teaterikal di halaman KPU DIY.

Garda akan menyelenggarakan pelajaran matematika yang baik dan benar sebagai bentuk kritik terhadap praktek penggelembungan suara dalam sistim rekapitulasi suara KPU.

Baca Juga: Anies-Muhaimin Hanya Unggul di Aceh dan Sumatera Barat, Segini Perolehan Suaranya

Seperti diketahui, pemungutan suara 14 Februari 2024 lalu tuai kecaman publik luas.

Alih-alih memungkasi ketegangan politik dari adanya kontestasi, Pemilu kali ini memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja KPU dan Bawaslu.

Penyebabnya macam-macam, mulai banyaknya kertas suara yang sudah dicoblosi, kurangnya kertas suara, maraknya politik uang, hingga temuan penggelembungan suara dalam proses rekapitulasi penghitungan suara.

Baca Juga: Di Daerah Istimewa Yogyakarta Prabowo-Gibran Raih 163.531 Suara, Sleman dan Bantul Paling Moncer

Tak ayal Pemilu kali ini dinilai paling buruk dalam sejarah Indonesia. Proses awal Pemilu 2024 sendiri sudah diawali dengan preseden buruk.

Sidang Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi dan sidang Dewan Kehormatan KPU, keduanya memutuskan MK serta KPU telah melakukan pelanggaran berat etika dan moral dalam proses pendaftaran cawapres sang putra Presiden.

Berbagai preseden negatif juga muncul seperti mobilisasi perangkat desa untuk mendukung paslon tertentu, presiden tanpa rasa malu menabrak aturan untuk netral, melakukan politisasi bansos, keterlibatan pejabat publik berkampanye, termasuk adanya intimidasi aparat.

Baca Juga: Unggul 50 Persen Lebih Perolehan Suara, 3 Syarat Ini Harus Dipenuhi Prabowo-Gibran Jika Menang Satu Putaran

Paling mutakhir adalah kisruh penggelembungan penghitungan suara. Sistem rekapitulasi suara KPU (Sirekap) tiba-tiba secara ajaib melonjakkkan suara pasangan tertentu bahkan banyak kasus ditemukan perolehannya melampui jumlah pemilih.

Sirekap pun diplesetkan publik sebagai Simark-up. Semua hal itu dilakukan terstruktur, sistematis dan masif.

Halaman:

Tags

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB