news

Menyoal Hilirisasi Nikel, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Ungkap Kritik dan Rekomendasinya Usai Raih Gelar Doktor

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:33 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sidang terbuka promosi doktor di Universitas Indonesia (UI), pada Rabu 16 Oktober 2024. Begini soal hilirisasi nikel dalam disertasinya. (Instagram.com/ @bahlillahadalia)

SENANGSENANG.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia lulus sidang promosi doktor di Universitas Indonesia (UI) pada Rabu 16 Oktober 2024.

Dalam sidang terbuka, Bahlil mengungkap penelitiannya berjudul 'Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia'.

Hasil penelitian yang dilakukan Bahlil dalam studi doktoral bidang Kajian Strategis Global itu menunjukkan sejumlah masalah utama dari dampak hilirisasi.

Baca Juga: Film Home Sweet Loan Raih 1,5 Juta Penonton Kurang dari 3 Minggu

Bahlil mengungkap, ada empat masalah utama dari dampak hilirisasi, yaitu ketidakadilan dana transfer daerah, keterlibatan pengusaha daerah yang minim, keterbatasan partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi, serta belum adanya rencana diversifikasi pasca-tambang.

"Masalah utama dari dampak hilirisasi itu membutuhkan penyesuaian kebijakan pemerintah," kata Bahlil saat Sidang Promosi Doktor Bidang Kajian Stratejik dan Global di Universitas Indonesia, Depok pada Rabu 16 Oktober 2024.

Berkaca dari masalah itu, Bahlil mengungkap sejumlah kritik terhadap hilirisasi nikel berdasarkan hasil penelitiannya. Berikut ini ulasan selengkapnya:

Baca Juga: Polemik Asmara Liam Payne Sebelum Meninggal Dunia dan Pengakuan Orang Terdekat Soal Perubahan Perilakunya

Perbankan Nasional yang Belum Biayai Investasi

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil mengungkap masalah perbankan nasional yang belum membiayai investasi di sektor hilirisasi.

"Salah satu di antara masalah kita adalah perbankan nasional yang belum membiayai investasi di sektor hilirisasi," ujarnya.

Bahlil menilai banyak pengusaha daerah yang tidak mendapatkan kesempatan yang sama, sementara investor dari Jakarta dan luar negeri terus mendominasi.

Baca Juga: Telkom Siapkan Digitalisasi Dokumen untuk UMKM, Solusi Administrasi Nirkertas

"Reformulasi yang kami sarankan adalah 30 sampai 45 persen kami ingin penerimaan negara harus dibagi ke daerah," tegasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB