news

Usai Viral Nangis saat Tertibkan Lahan Puncak, Dedi Mulyadi Kini Sentil Orang Kaya yang Suka Plesiran ke Alam

Minggu, 4 Mei 2025 | 19:57 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (YouTube.com/ Lembur Pakuan - KDM Channel)

SENANGSENANG.ID - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi menyoroti tindakan perusakan alam di kawasan Puncak Bogor tidak bisa dimaafkan.

Sebelumnya, Dedi sempat menangis saat menertibkan lahan di Puncak, seraya mengatakan kawasan pegunungan adalah sesuatu yang amat dihormati dan sakral bagi orang Sunda.

Peristiwa itu pun sempat viral di media sosial (medsos), terlebih Dedi juga menjelaskan terkait makna pegunungan bagi orang Jawa.

Baca Juga: 76 Indonesian Downhill 2025: Abdul Hakim Kuasai Sesi Seeding Run, Amankan Peluang Juara di Rumah Sendiri

"Saya mungkin orang yang mengerti sebagai orang Sunda, orang Jawa juga sama, yang mengerti ajaran leluhur," tutur Dedi di kawasan Bogor pada Maret 2025 lalu.

"Karena bagi orang Sunda dan orang Jawa, gunung itu sesuatu yang sakral, gunung itu sesuatu yang dihormati," terangnya.

Berkaca dari hal itu, kini Dedi kembali menyinggung tindakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang telah merusak alam di Jabar.

Baca Juga: AI Bakal Jadi Kurikulum Baru di Sekolah, Pembelajaran Siap Dimulai di Tahun Ajaran Baru, Begini Penjelasan Wapres Gibran

Dedi menuturkan peristiwa penertiban kawasan Puncak Bogor dalam kunjungan kerjanya di Kuningan, Jabar.

"Itu tidak bisa dimaafkan, karena gunung, laut, air, angin, itu adalah 'ibu' kita semua," tutur Dedi sebagaimana dilansir dari YouTube Lembur Pakuan Channel, Minggu 4 Mei 2025.

Kemudian, Dedi juga menyinggung kebiasaan warga yang tergolong memiliki tingkat ekonomi atas alias orang kaya, kerap pergi plesiran ke wilayah alam.

Baca Juga: Satu Dekade NMAX di Indonesia, Pelopor Inovasi yang Sukses Ciptakan Trend Setter di Pasar Sepeda Motor Nasional

Di sisi lain, Gubernur Jabar itu pun menyinggung oknum pejabat 'orang kaya' yang dengan sengaja merusak alam untuk kepentingannya sendiri.

"Gunung membuat mata air yang menghidupi mereka, jadi apabila ada perusakan alam, sesungguhnya mereka tidak sadar, sedang menyakiti dirinya sendiri," sebut Dedi.

Halaman:

Tags

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB