SENANGSENANG.ID - Pemerintah Republik Indonesia (RI) dikabarkan tengah mempersiapkan langkah besar untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di dalam negeri.
Upaya ini lantas menjadi sorotan media internasional, Reuters menilai strategi tersebut sebagai ambisi untuk menjadikan Indonesia pusat teknologi di Asia Tenggara.
Salah satu rencana besar RI yang dibahas adalah pembentukan sovereign AI fund.
Baca Juga: Gelar Doa dan Zikir Kemerdekaan ke-80 RI, Zuhdi Muhdlor: Jatman Tidak Berpolitik
Diketahui, dana ini dirancang untuk membiayai berbagai proyek dan infrastruktur yang mendukung ekosistem AI nasional, dengan target jangka panjang menjadikan Indonesia pemain utama di kancah regional.
Reuters melaporkan, Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, akan meluncurkan peta jalan nasional AI pertamanya.
"Peta jalan AI itu merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk bergabung dengan perlombaan AI dan pembuatan chip global," tulis Reuters dalam artikelnya berjudul Indonesia eyes 'sovereign AI fund' to drive development, document shows' yang diberitakan pada Senin, 11 Agustus 2025.
Baca Juga: Ijazah UNY Telat Terbit, Calon Wisudawan Agustus 2025 Dilarang Protes di Medsos
Dalam laporannya, Reuters membandingkan langkah Indonesia dengan Malaysia, yang berhasil mengamankan investasi miliaran dolar dari perusahaan teknologi global.
"Perlombaan ini telah menyaksikan negara tetangga Malaysia mengamankan miliaran dolar dari perusahaan teknologi global yang berupaya membangun infrastruktur penting untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan layanan cloud dan AI," tulis Reuters.
Usut punya usut, informasi terkait pembentukan sovereign AI fund ini diperoleh Reuters dari dokumen setebal 179 halaman yang berisi peta jalan AI nasional.
Baca Juga: Begini Jika Padel Mulai Geser Tren Tenis, Olahraga Raket yang Lagi Digandrungi Warga Dunia
Dokumen tersebut mengungkap bahwa dana akan dikelola oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Danantara Indonesia, yang saat ini menguasai aset lebih dari 900 miliar dolar AS atau setara Rp14.664 triliun.
Kendati belum ada detail mengenai jumlah dana yang dibutuhkan, pemerintah memperkirakan program ini akan berjalan pada periode 2027 hingga 2029 mendatang.