Harga juga menjadi pertimbangan serius. “Mobil listrik belum terjangkau untuk semua orang,” tegas ulasan tersebut.
Baca Juga: RRI Rilis Single Pemenang Bintang Radio 2024, dan Kick Off Bintang Radio 2025
Beberapa merek bahkan dijual lebih mahal dibandingkan di negara asalnya.
3. Nilai Jual Kembali yang Tidak Menentu
Bagi mereka yang biasa berganti mobil tiap beberapa tahun, mobil listrik belum bisa memberi jaminan.
“Harga jual bekas mobil listrik masih ‘abu-abu’,” kata ulasan itu.
Faktor degradasi baterai dan cepatnya perkembangan teknologi membuat mobil listrik bekas kurang diminati pasar, berbeda dengan mobil konvensional yang sudah punya rekam jejak.
4. Biaya Penggantian Baterai yang Tinggi
Baca Juga: Banjir Rendam 141 RT dan 7 Ruas Jalan di Jakarta! BPBD Kerahkan Tim, Ratusan Warga Mengungsi
Meski memiliki efisiensi bahan bakar dan perawatan, biaya jangka panjang menjadi kekhawatiran.
"Hidden cost jangka panjang harus disiapkan untuk penggantian baterai," jelas narasi tersebut.
Dengan harga baterai yang bisa tembus puluhan bahkan ratusan juta rupiah, konsumen perlu mempertimbangkan biaya ini dalam jangka panjang, terutama setelah masa garansi habis.
5. Tidak Sesuai Semua Gaya Hidup
Artikel Terkait
Mobil Listrik Imut Mitsubishi eK X EV Siap Usik Pasar Wuling Air ev, Kapan Mengaspal di Indonesia?
Konsumen Mobil Listrik Ini Auto Resah! Hyundai Ioniq 5 Rusak Sejak Maret Belum Juga Rampung Diperbaiki Bengkel Resmi, Piye to kih?
Xpeng G6 Mengaspal di Indonesia: Janji Manis Mobil Listrik CBU Rp599 Juta, Mampukah Bertahan di Tengah Badai Persaingan?
Pasar Mobil Listrik Indonesia Mei 2025 Loyo, Dominasi Impor China Tak Terbendung Meski Diguyur Insentif
Banding-Banding Baterai Berbasis NCM vs LFP di Tengah Keraguan Warga RI Beli Mobil Listrik
Menilik Spesifikasi Baterai Mobil Listrik Wuling Air EV Usai Insiden Terbakar di Bandung