otomotif

Festival Motor Listrik 2023, Pemprov Jateng Berkomitmen Turunkan Emisi Kendaraan dan Wujudkan Green Energy

Senin, 4 Desember 2023 | 06:06 WIB
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana saat menghadiri Festival Motor Listrik 2023 di Kota Surakarta, Minggu 3 Desember 2023. (Foto: Humas Jateng)

SENANGSENANG.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendukung penuh upaya transisi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak ke listrik.

Sebab, perpindahan itu dinilai akan menurukan emisi karbon dioksida, dan mewujudkan green energy.

“Kita berkomitmen menurunkan emisi kendaraan. Dan kita menyadari pentingnya kendaraan yang ramah lingkungan,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana pada Festival Motor Listrik 2023 di Kota Surakarta, Minggu 3 Desember 2023.

Baca Juga: Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Meninggal Dunia, Dimakamkan Hari Ini di TMP Kali Bata

Ditambahkan, hingga November 2023, populasi kendaraan listrik di Jawa Tengah hampir mencapai 3.500 unit.

Rinciannya, sebanyak 568 unit merupakan kendaraan roda empat, sisanya adalah kendaraan roda dua.

“Ini menunjukkan masyarakat kita sudah mulai sadar, bahwa memang ke depan penggunaan kendaraan listrik akan semakin tinggi,” kata Nana.

Baca Juga: Chery Omoda 5 EV Mulai Dirakit di Indonesia, Dibanderol Mulai Rp600 Jutaan Bidik Pasar ASEAN

Dibeberkan, sejumlah komitmen yang dilakukan Pemprov Jateng dalam mendorong pertumbuhan motor listrik, adalah mendorong industri mesin kendaraan listrik dan baterai di Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal.

Selain itu, memfasilitasi tumbuhnya konversi motor BBM ke listrik yang tersertifikasi, sekaligus melaksanakan uji tipe, serta mendorong pertumbuhan after sales services di seluruh wilayah Jawa Tengah.

Di samping itu, menyiapkan tenaga terampil dan terlatih melalui pendayagunaan sekolah vokasi dan SMK.

Baca Juga: BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Besok Pagi, Senin 4 Desember 2023 Hujan Ringan Disertai Petir

Nana mengakui, transisi penggunaan kendaraan BBM ke listrik, masih menghadapi sejumlah tantangan.

Seperti, biaya konversi yang masih dianggap mahal oleh masyarakat, titik-titik stasiun charging kendaraan, dan ketersediaan bengkel konversi yang tersertifikasi.

Halaman:

Tags

Terkini