SENANGSENANG.ID - Masihkan radio memiliki pendengar? Pertanyaan yang tiba-tiba muncul hari ini, Rabu 11 September 2024 yang diperingati sebagai Hari Radio Nasional.
Pertanyaan itu muncul tentu bukan tanpa alasan. Pesatnya teknologi dan bergesernya gaya hidup seseorang membuatnya jarang mendengarkan radio dan memilih nonton tayangan YouTube atau medsos lainnya.
Meski begitu, masyarakat perlu memaknai peringatan Hari Radio Nasional ini sebagai momentum kebangkitan infrastruktur penyiaran di Indonesia.
Meski berada di tengah gempuran era digital, radio masih eksis dengan memanfaatkan internet untuk berinteraksi dengan para pendengar di Indonesia.
Selain itu, media sosial memudahkan para pendengar untuk tetap dapat mengaksesnya melalui media streaming.
Lantas, bagaimana bisa radio masih tetap eksis di era digital yang serba canggih dalam menyediakan berbagai konten dalam bentuk teks, gambar, dan video?
Baca Juga: Raih Medali Emas Tiga Kali Berturut, Nurul Akmal Pecahkan Rekor PON
Berikut ini ulasan terkait eksistensi radio di Indonesia dari masa ke masa:
Media Penyiaran Pertama di Indonesia
Dalam sejarahnya perkembangannya, penyiaran radio di Indonesia memiliki dua sisi yang berbeda. Terkhusus, dalam hal konten penyiaran yang masuk ke Indonesia pada tahun 1927.
Pertama, jaringan penyiaran radio Belanda yang dikelola oleh Belanda dan berorientasi pada budaya barat.
Kedua adalah jaringan radio ketimuran yang dikelola oleh bangsa Indonesia dan berorientasi pada pengembangan budaya tradisional daerah.