Materi Khotbah Jumat 18 April 2025: Ingatkan Umat Beriman, Lawan Kemalasan Beribadah dengan Zikir dan Salat

Tidak ada semangat dan rasa ingin yang mendorong untuk menjalankannya, hanya berharap agar dilihat oleh orang-orang alias riya.

Ditambahkan penjelasan dalam Tafsir Al Mukhtashar kemalasan dikarenakan tidak menyukainya, atau tidak menikmati dalam melaksanakan ibadah.

Syaikh Dr Muhammad Sulaiman Al Asyqar dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan, kemalasan dalam beribadah disebabkan tidak berharap pada pahala yang terbaik dari Allah SWT

Orang yang beriman senang melakukan ibadah dengan Ihsan yaitu meyakini Allah mengawasi dan memperhatikannya.

Baca Juga: Dukung Kelancaran Ibadah Umrah dan Haji 2025, Indosat Hadirkan Layanan Spesial Tri Ibadah

Dalam Li Yaddabbaru Ayatih dijelaskan melakukan ibadah dengan kegembiraan dalam hati, adalah bukti kuatnya iman.

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemalasan beribadah adalah, lambat, tidak semangat, tidak mengharap rida Allah SWT, mencari perhatian pada manusia.

Kemalasan dalam melaksanakan ibadah jangan sampai berlarut-larut, Al Qanuji rahimahullah berkata:

مَنْ دَامَ كَسَلُهُ خَابَ أَمَلُهُ

Maa daama kasaluhuu khooba amaluhuu.

"Barang siapa terus-menerus dalam kemalasan, maka harapannya akan sirna,” (Ruhul Bayan).

Baca Juga: Viral Petani Asal Bojonegoro Keluhkan Harga Gabah Anjlok ke Bupati Setyo Wahono: Gak Sido Umroh!

Lebih lanjut Ar-Raghib rahimahullah berkata:

مَنْ تَعَوَّدَ الكَسَلَ وَمَالَ إِلَى الرَّاحَةِ، فَقَدَ الرَّاحَةَ، فَحُبُّ الهُوَيْنَا يُكْسِبُ النَّصَبَ

Man ta'awwadal kasala wa maala ilar-roohati. Faqodar-roohata fahubbul huwaynaa yuksibun nashoba.