"Ini adalah konsep yang sebelumnya jarang terpikirkan, namun terbukti memiliki manfaat nyata,” kata Sugeng.
Baca Juga: Dibanderol Rp1 Jutaan, Ini Spek dan Keunggulan Vivo Y19s yang Ternyata Sudah Dipasarkan di Indonesia
Lebih lanjut, Sugeng menekankan peran The Phoenix Hotel dalam mendukung program Gandeng Gendong 5K (Kota, Kampus, Korporasi, Kampung, dan Komunitas) untuk menyelesaikan permasalahan sampah dan ketahanan pangan secara kolaboratif.
“Tidak ada satu permasalahan yang dapat diselesaikan sendiri. Ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan sektor usaha untuk menghadapi tantangan perkotaan,” tambah Sugeng.
Pihaknya juga berharap program urban farming dan pengolahan sampah di The Phoenix Hotel menjadi contoh inovasi berkelanjutan yang menginspirasi hotel-hotel lain di Yogyakarta.
Sementara itu Marketing Communication Manager The Phoenix Hotel, Paskalia Ditha Ratnasari, mengungkapkan bahwa hotel berkomitmen menjaga dan melestarikan lingkungan melalui berbagai program ramah lingkungan.
“Kami menerapkan berbagai inisiatif untuk mengurangi limbah plastik dan sampah non-organik lainnya. Setiap hari, sampah organik yang kami hasilkan mencapai 70-100 kg, dan dengan teknologi sederhana, kami mengolahnya menjadi pupuk organik cair yang digunakan untuk tanaman hidroponik di rooftop,” jelas Ditha.
The Phoenix Hotel yang memiliki ruang terbatas, berharap langkah ini bisa menjadi contoh bagi hotel-hotel lain untuk mengadopsi konsep serupa.
Baca Juga: Itel Ring Resmi Meluncur: Wearable Super Murah Cuma Dibanderol Rp300 Ribuan, Intip Keunggulannya
Tanaman yang dihasilkan cukup beragam seperti selada, pagoda, dan berbagai jenis sawi.
“Kami tidak memiliki lahan yang luas, tapi inovasi ini menunjukkan bahwa siapa pun bisa berkontribusi untuk lingkungan, meski dengan keterbatasan."
"Kami juga berencana mempertimbangkan arahan dari Pak Sugeng untuk mengembangkan pertanian organik lebih lanjut dan menciptakan pengalaman menginap yang unik bagi para tamu,” kata Ditha.**