ragam

Rukti Jenazah, Pembekalan dari RS Panti Rapih bagi Tim Pangruktilaya Paroki Gamping agar Tidak Canggung

Senin, 24 Februari 2025 | 22:32 WIB
Peragaan mengenakan kain dalam pembekalan tim pangruktilaya di Gereja St. Maria Assumpta Gamping Sleman, Minggu 16 Februari 2025. (Foto: Dok. Pangruktilaya)

SENANGSENANG.ID - Tim Pangruktilaya Paroki Gamping menggelar pembekalan Rukti jenazah atau pamulasaran dengan menghadirkan narasumber dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Agenda ini digelar di Gereja Santa Maria Assumpta Gamping, Sleman, DIY pada Minggu 16 Februari 2025 lalu.

“Bekal pamulasaran tersebut agar petugas di lingkungan masing-masing tidak canggung dan mengikuti tata laksana yang benar saat praktik sesungguhnya,” kata koordinator acara, Yosefine Hayuning Dewi Drajati.

Baca Juga: Sempat Diintimidasi Oleh Anggotanya, Kapolri Tawarkan Grup Band Sukatani Jadi Duta dan Juri Polri

Anggota pangruktilaya di Paroki St Maria Assumpta Gamping hampir 1.000 peserta dari 35 lingkungan, terhimpun dalam 8 wilayah.

Maka, agar tim pangruktilaya dapat mengikuti pembekalan dan pelatihan dengan seksama, secara bergantian dibagi per dua wilayah.

Menurut Hayuning Dewi, agenda pembekalan dan pelatihan tersebut akan diselenggarakan empat kali dalam setahun.

Baca Juga: Mengalami Kritis karena Pneumonia Ganda, Paus Fransiskus Tulis Surat dan Minta Didoakan

Dijelaskan tim sub unit pelayanan pastoral dan kamar jenazah RS Panti Rapih, pamulasaran menyangkut pekerjaan dari persiapan perlengkapan, proses memandikan jenazah, mengenakan pakaian, merias wajah dan rambut, sebelum dimasukkan peti jenazah.

Narasumber dari RS Panti Rapih, CH Tri Yekti Susanti didampingi Caroline Umi Saptanti mengingatkan bahwa dalam merawat jenazah, petugas harus memperlakukan dengan baik dan menghormatinya, meskipun sudah tidak dapat berbuat apa-apa.

Tujuan perawatan adalah mencegah terjadinya transmisi atau penularan penyakit kepada petugas dan lingkungan pengujung.

Perlengkapan yang digunakan untuk rukti jenazah. (Foto: Dok. Pangruktilaya)

Maka, petugas wajib menjalankan kewaspadaan standar, memastikan orang sudah dinyatakan meninggal, memastikan kondisi pasien berpenyakit menular atau tidak.

Tata laksana memandikan jenazah wajib ditaati dengan menutup bagian vital dengan waslap sampai membersihkan seluruh badan dari ujung rambut sampai kaki dengan shampo dan sabun.

Petugas tetap menciptakan komunikasi setiap tahap demi tahap perawatan jenazah.

Halaman:

Tags

Terkini