SENANGSENANG.ID - Komunitas Gusdurian Yogyakarta dan Syantikara Youth Centre (SYC) menyelenggarakan Silaturahmi Lintas Iman (Saliman) di ruang Bhineka, SYC, Samirono, Jalan Colombo, Karangmalang, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 20 Agustus 2025.
Panitia mengundang dalam forum tersebut berbagai komunitas Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha.
Dalam suasana damai dan penuh kekeluargaan, peserta duduk santai di karpet hijau dalam ruang ber-AC sembari menonton film pendek berjudul 'Banguntapan Rumah Bersama'.
Baca Juga: Wamenaker Tertangkap OTT KPK, Istana Mengaku Prihatin dan Sebut Korupsi Seperti Penyakit Stadium 4
Film tersebut menyuguhkan aktivitas dan komitmen tokoh-tokoh berbagai agama dalam merawat keberagaman dan upaya terus meningkatkan kesadaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB).
Romo Martinus Joko Lelono, Pr memberi pencerahan dalam film tersebut, jargon “Harta yang paling berharga adalah keluarga.”
Keluarga perlu diperluas menjadi tetangga, karena aku, kamu, kita adalah bersaudara.
Baca Juga: QRIS Segera Bisa Dipakai di China, Berlaku Dua Arah Inbound-Outbound
Tokoh Hindu Sutarto Darmanto menceritakan bagaimana ketika ia diadopsi dalam keluarga Katolik dapat merasakan cinta kasih sesama.
Peserta Saliman bernama Slamet dari Gereja Kristen Jawa merasa terinspirasi saat melaksanakan bhakti sosial di Wonogiri, melihat tulisan terpampang di pintu masuk desa: 'Selamat Datang di Desa Pancasila'.
Saat itu Slamet mendampingi program CSR dalam penyediaan air bersih, mengelola sampah dengan maggot, dan biogas.
Baca Juga: Ini 18 Daftar Pekerjaan yang Bakal Punah karena AI dan Profesi yang Tak Tergantikan
Peserta lain merasakan banyak masyarakat yang berempati terhadap penyerangan dan perusakan di gereja St. Lidwina, Bedog, Sleman, DIY tahun 2018.
Ternyata para suster bersama-sama para wanita berhijab membersihkan puing-puing, tanpa memandang agama.