Asah Keberanian Memimpin Perubahan, 28 Kepala Sekolah dari 6 Keuskupan Ikuti School Leadership Camp

photo author
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 07:40 WIB
Suasana SLC yang diadakan di Semarang, 5-6 Oktober 2024. (Istimewa)
Suasana SLC yang diadakan di Semarang, 5-6 Oktober 2024. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) Ferdinand Hindiarto menutup School Leadership Camp (SLC) dengan penegasan, “Kualitas kepemimpinan diukur dari keberanian melakukan perubahan.”

SLC Batch 4 tahap ke-2 yang diadakan di Semarang, 5-6 Oktober 2024, diikuti 28 kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dari 8 yayasan Katolik di 6 keuskupan.

Penyelenggaranya kerjasama Yayasan Kawan Tumbuh Indonesia, Yayasan Insan Sekolah Kasih, Soegijapranata Catholic University, dan Komisi Pendidikan Kevikepan Semarang.

Baca Juga: Selebgram Asal Lampung Anastasia Alami KDRT saat Hamil 7 Bulan, Inilah Hal yang Dapat Dijadikan Pelajaran

Ubah Mindset, Bukan dari Mindset

Ferdinand bercerita, 3 tahun memimpin SCU, ia tidak melakukan perubahan mindset. “Terlalu berat. Saya mulai dari perubahan-perubahan kecil,” ujarnya.

Perubahan-perubahan kecil itu dimulai dari sesuatu yang tampak: identitas. Melibatkan dosen-dosen muda desain komunikasi visual, ia mengubah logo dan penyebutan nama, dari Universitas Katolik Soegijapranata menjadi Soegijapranata Catholic University.

“Alasannya jelas. Soegijapranata itu tokoh besar. Hanya 4 hari setelah kematiannya, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai pahlawan nasional,” tandasnya berapi-api, menirukan bagaimana ia meyakinkan civitas akademika yang dipimpinnya agar menerima gagasan perubahannya.

Panitia dan peserta dari SLC berfoto bersama usai pelatihan.
Panitia dan peserta dari SLC berfoto bersama usai pelatihan. (Istimewa)

Ia ulas bagaimana antusiasme mahasiswa, terutama, dalam menyambut perubahan yang menyegarkan generasi mereka, yakni generasi yang terlahir natural bersama teknologi digital dan terbiasa belajar sambil nongkrong di kafe.

Ferdinand juga mengungkapkan bagaimana resistensi sebagian orang, terutama generasi tua yang nyaman dengan apa yang sudah ada.

“Risiko ditolak itu biasa. Tapi yang penting kita berani,” tukas mantan GM PSIS yang menyebut memimpin klub sepakbola lebih sulit daripada memimpin perguruan tinggi.

Baca Juga: ASN Diminta Pelit Selama Masa Kampanye Pilkada 2024, Sekda Jepara: Jangan Pinjamkan Kendaraan Dinas

Topik perubahan ini relevan disampaikan Ferdinand karena SLC dirancang untuk kepala sekolah dan calon kepala sekolah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X