Moda ini memperkuat integrasi transportasi di kawasan metropolitan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
KA Bandara melayani 5,79 juta pelanggan, naik 24,11 persen. Layanan seperti KA Bandara YIA dan KA Srilelawangsa dinilai efisien dan terkoneksi langsung ke pusat kota, mendukung sektor pariwisata dan investasi.
Transportasi Rel di Luar Jawa Makin Berkembang
Di luar Pulau Jawa, KA Makassar–Parepare melayani 256.961 pelanggan, naik 10,64 persen, menjadi simbol kemajuan transportasi rel di Indonesia timur.
LRT Sumatra Selatan mencatat 3,79 juta pelanggan, naik 7,44 persen, mendukung mobilitas harian masyarakat Palembang.
KAI Wisata mencatat lonjakan tertinggi dengan 191.865 pelanggan, naik 57,53 persen.
Produk unggulan seperti Kereta Panoramic dan Kereta Istimewa menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara, memberi dampak ekonomi bagi destinasi wisata.
Kereta cepat Whoosh yang dikelola KCIC mencatat 5,1 juta pelanggan, naik 6,3 persen. Layanan ini mempercepat konektivitas Jakarta–Bandung dan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua kota.
“Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa transportasi berbasis rel terus menjadi urat nadi pembangunan nasional. KAI Group akan terus berinovasi menghadirkan layanan yang terintegrasi, inklusif, dan berdampak luas,” tutup Anne.**
Artikel Terkait
KAI Commuter Berlakukan Aturan Khusus Pengguna Perjalanan selama Ramadan, Boleh Batalkan Puasa di Dalam Kereta
KAI Selamatkan Barang Penumpang Senilai Rp11,4 Miliar, Periode Januari hingga Oktober 2024
Pemesanan Tiket Kereta Api Bikin Greget Warganet, KAI Ungkap Adanya Masalah Jelang Lebaran 2025
Naik 6 Persen dari Tahun Lalu, KAI Sediakan 4,5 Juta Kursi Kereta untuk Mudik Lebaran 2025
KAI Hentikan Sementara 45 KA Jarak Jauh di Stasiun Jatinegara hingga 2 September 2025, Ini Alasannya
Presiden Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk 30 Rangkaian Kereta Baru, Tantang KAI Rampungkan dalam Setahun