"Beberapa masalah merugikan Tupperware, termasuk penurunan tajam dalam jumlah penjual, penurunan konsumen pada produk rumah tangga, dan merek yang masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda," ucap Neil Saunders, analis ritel dan direktur pelaksana di GlobalData.
Saunders menjelaskan Tupperware berada dalam 'posisi genting' secara finansial lantaran berjuang untuk meningkatkan penjualan.
Ini diperparah dengan fakta bahwa Tupperware memiliki sedikit aset, sehingga tidak memiliki 'banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang'.
"Perusahaan ini dulunya merupakan sarang inovasi dengan gadget dapur pemecah masalah, tetapi sekarang benar-benar kehilangan keunggulannya," tandasnya.**
Artikel Terkait
Asuransi Astra Bersama ngeLESin Berikan Literasi Keuangan untuk Perempuan Pelaku UMKM di Tanah Air
Berbagi Kebahagiaan Ramadan, Shopee Hadirkan Shopee Affiliate Meet-Up Special Ramadan Bersama Awkarin dan Cici
AM Best Berikan Peringkat Kredit A-(Excellent) pada Dua Perusahaan Indonesia, Salah Satunya Asuransi Astra
Pluang Dukung Penguatan Regulasi Pengelolaan Aset Kripto, Dimulai dari Regulator yang Mumpuni
Garda Medika dari Asuransi Astra Raih Marketeers OMNI Brands of The Year 2023, Beri Layanan Lewat Ragam Fitur
Kulo Nuwun Yogya, Dekoruma Buka Showroom Pertama di Yogyakarta Tawarkan Konsep Japanese Scandinavian