"Kenaikan harga menjelang Lebaran memang biasa terjadi, tetapi kami pastikan situasi masih dapat dikendalikan," jelas Sam’ani.
Mengenai tren belanja masyarakat yang kini lebih memilih platform daring (online), Bupati juga mengakui bahwa pasar tradisional mengalami penurunan pengunjung.
Menanggapi hal itu, Pemkab Kudus berencana untuk menyelenggarakan berbagai even dan bazar untuk menarik minat masyarakat kembali ke pasar tradisional.
"Kami akan membuat berbagai even di pasar, seperti bazar, agar lebih ramai dan menarik perhatian pembeli," tambahnya.
Baca Juga: Urusan Pertamina Belum Rampung, KPK Temukan Dugaan Korupsi PLN dan Kerugiannya Mencapai Triliunan
Pemerintah daerah juga berencana menyediakan fasilitas internet gratis di pasar, dengan tujuan membantu pedagang memasarkan produk mereka secara daring.
"Saat ini WiFi di pasar masih bergantung pada usaha pedagang."
"Ke depan, kami akan melihat kemungkinan untuk menyediakan fasilitas ini agar pedagang bisa menjual dagangannya secara online," katanya.
Baca Juga: Begini Langkah Kemenhub agar Mudik Gratis Lebaran 2025 Berjalan Efektif dan Efisien
Di sisi lain, meskipun stok bahan pokok terjaga, sejumlah pedagang di Pasar Kliwon Kudus mengeluhkan penurunan jumlah pembeli dibandingkan tahun lalu.
Sri Hartati, seorang pedagang kue kering lebaran asal Desa Bacin Kecamatan Bae Kudus mengungkapkan, jumlah pembeli pada tahun ini lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Pembeli sepi, dan harga kulakan juga semakin tinggi, sehingga sulit untuk menjual dengan harga yang menguntungkan. Untungnya sedikoit," terangnya.
Menurutnya, banyak pelanggan yang masih menahan diri untuk belanja dan mencari harga yang lebih murah, membuat omzet penjualannya belum meningkat signifikan.